Kementan Bangga Produksi Pangan Strategis Dan Ekspor Meningkat
Daftar Isi
Foto |
"Melalui kerja keras kita semua, dalam periode tiga tahun terakhir, produksi pangan strategis kita menunjukkan peningkatan yaitu padi sebesar 14,9 persen, jagung 47,1 persen, daging ayam 19,7 persen, telur ayam 22,7 persen, daging sapi 8,2 persen, bawang merah 27,6 persen, dan cabai 17,1 persen," papar Sekjen Kementan Syukur Iwantoro di Kartika Expo, Balai Kartini, Jakarta, Jumat (27/7).
Selain itu, Indonesia di bidang pertanian juga mengalami peningkatan sebesar 24 persen.
"Secara keseluruhan dalam tiga tahun terakhir kita patut bersyukur nilai ekspor sektor pertanian naik 24 persen," kata Syukur.
Sedangkan, untuk beras dan jagung, Indonesia telah berhenti melakukan impor. Justru telah berhasil mengembangkan ekspor ke beberapa negara, begitu pun dengan swasembada daging ayam.
"Mulai tahun 2016 dan 2017 kita tidak ada lagi impor beras, bahkan ekspor beras 10 ribu ton. Selain itu, tahun 2017 kita juga tidak lagi impor jagung, bahkan tahun 2018 telah melakukan ekspor dengan 57 ribu ton dari Gorontalo ke Filipina dan 60 ribu ton dari Sulawesi Selatan ke Filipina. Dari target ekspor jagung sebesar 500 ribu ton serta Ekspor bawang merah sebesar 7.750 ton," jelas Syukur.
"Di samping itu kita juga telah berhasil mencapai swasembada daging ayam dan telah ekspor telur ayam ras ke Myanmar dan daging ayam olahan ke Jepang dan Papua Nugini, serta manggis asal Subang berhasil diekspor ke Cina," sambungnya.
Prestasi tersebut merupakan hasil program terobosan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
"Program terobosan tersebut diantaranya rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3,44 juta hektare, pembangunan embung sebanyak 4.512 unit, pemanfaatan lahan rawa/gambut seluas 367 ribu hektare, pemberian alat dan mesin pertanian 352 ribu unit, bantuan bibit 12,1 juta hektare, subsidi pupuk 27,64 juta ton, asuransi usaha tani padi seluas 1,7 juta hektare sawah," jelas Syukur.
Gelar Pangan Nusantara 2018 mengusung tema 'Menjadikan Pangan Lokal Nusantara Berdaya Saing Global' diselenggarakan Badan Ketahanan Pangan Kementan, sebagai ajang untuk menunjukkan kekuatan ragam pangan segar dan olahan berbahan baku lokal dari seluruh penjuru Nusantara.
Sebanyak 113 stand berpartisipasi mengisi GPN 2018 yang diselenggarakan hingga 29 Juli. Ratusan stand terdiri dari seluruh badan/kantor/instansi yang menangani ketahanan pangan di provinsi dan kabupaten/kota, kementerian/lembaga pemerintah pusat, BUMN/BUMD, perguruan tinggi, swasta terkait pangan lokal, pelaku bisnis/pengusaha/UKM/koperasi/industri pangan lokal, serta pemerhati pangan lokal. Dan peserta lain terkait mendukung pengembangan pangan lokal.(rmol)
loading...
Selain itu, Indonesia di bidang pertanian juga mengalami peningkatan sebesar 24 persen.
"Secara keseluruhan dalam tiga tahun terakhir kita patut bersyukur nilai ekspor sektor pertanian naik 24 persen," kata Syukur.
Sedangkan, untuk beras dan jagung, Indonesia telah berhenti melakukan impor. Justru telah berhasil mengembangkan ekspor ke beberapa negara, begitu pun dengan swasembada daging ayam.
"Mulai tahun 2016 dan 2017 kita tidak ada lagi impor beras, bahkan ekspor beras 10 ribu ton. Selain itu, tahun 2017 kita juga tidak lagi impor jagung, bahkan tahun 2018 telah melakukan ekspor dengan 57 ribu ton dari Gorontalo ke Filipina dan 60 ribu ton dari Sulawesi Selatan ke Filipina. Dari target ekspor jagung sebesar 500 ribu ton serta Ekspor bawang merah sebesar 7.750 ton," jelas Syukur.
"Di samping itu kita juga telah berhasil mencapai swasembada daging ayam dan telah ekspor telur ayam ras ke Myanmar dan daging ayam olahan ke Jepang dan Papua Nugini, serta manggis asal Subang berhasil diekspor ke Cina," sambungnya.
Prestasi tersebut merupakan hasil program terobosan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
"Program terobosan tersebut diantaranya rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3,44 juta hektare, pembangunan embung sebanyak 4.512 unit, pemanfaatan lahan rawa/gambut seluas 367 ribu hektare, pemberian alat dan mesin pertanian 352 ribu unit, bantuan bibit 12,1 juta hektare, subsidi pupuk 27,64 juta ton, asuransi usaha tani padi seluas 1,7 juta hektare sawah," jelas Syukur.
Gelar Pangan Nusantara 2018 mengusung tema 'Menjadikan Pangan Lokal Nusantara Berdaya Saing Global' diselenggarakan Badan Ketahanan Pangan Kementan, sebagai ajang untuk menunjukkan kekuatan ragam pangan segar dan olahan berbahan baku lokal dari seluruh penjuru Nusantara.
Sebanyak 113 stand berpartisipasi mengisi GPN 2018 yang diselenggarakan hingga 29 Juli. Ratusan stand terdiri dari seluruh badan/kantor/instansi yang menangani ketahanan pangan di provinsi dan kabupaten/kota, kementerian/lembaga pemerintah pusat, BUMN/BUMD, perguruan tinggi, swasta terkait pangan lokal, pelaku bisnis/pengusaha/UKM/koperasi/industri pangan lokal, serta pemerhati pangan lokal. Dan peserta lain terkait mendukung pengembangan pangan lokal.(rmol)
Posting Komentar