Kisah Tragis... Balita Ini Tewas Jadi Tumbal Asmara Ibu Kandungnya..
Daftar Isi
rekonstruksi penganiayaan terhadap BIB (3) oleh kekasih ibunya. |
INDOMETRO.ID - Kasus kekerasan terhadap anak merenggut nyawa inisial BIB, balita berusia tiga tahun. Korban tewas akibat siksaan dan tendangan Gian Gunawan alias Dion, 28, pacar ibunya sendiri berinisial D.
Balita tanpa dosa itu seakan jadi tumbal asmara yang selama ini dijalin ibu kandung dengan pelaku. Keduanya sudah dua bulan memadu kasih tanpa ikatan pernikahan. Rupanya, hubungan itu membawa petaka bagi korban.
Setiap hari, tubuh BIB habis dianiaya. Lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai sopir taksi online itu sering mencubit, memukul dan menampar BIB.
Puncaknya, ketika korban yang tengah tidur dibangunkan pelaku dengan menarik telinganya, lalu diguyur air di kamar mandi.
Tak sampai di situ, korban pun dipukuli perutnya hingga tak sadarkan diri. Hanya beberapa jam dari malam nahas itu, BIB pun muntah-muntah hingga harus meregang nyawa saat mendapat pertolongan rumah sakit.
BACA JUGA:
Hal itu terkuak dalam rekonstruksi pembunuhan sadis di rumah kos bilangan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, pertengahan Oktober. Tak disangka, tendangan tersebut jadi salah satu penyebab kematian BIB.
Bahkan sebelumnya, BIB sempat dicekoki cabai rawit dan digigit telinga kanannya oleh pelaku.
Kanit Reskrim Polsek Bogor Utara Ipda Herwanda mengatakan, rekonstruksi untuk mengetahui persis peristiwa saat kejadian. Sehari setelah penangkapan Dion. Ibu korban, D, pun ditetapkan sebagai tersangka.
“Ada 31 adegan, malam itu saat penyiksaan, sebelum korban kehilangan nyawa. Namun baru adegan ketiga, DN ini merasa sakit, makanya diperankan pengganti. Semua gerakan dilakukan lancar untuk mengungkap fakta sebenarnya,” katanya kepada Metropolitan (Jawa Pos Group).
Mirisnya, sang ibu malah membiarkan dan seakan cuek melihat anaknya menerima siksaan Dion. “Pas tidur itu, sempat juga digigit kan,” ujarnya.
Saat malam kejadian, tutur Herwanda, korban sempat dibangunkan untuk makan bersama. Namun diduga karena ada masalah dengan pencernaan, korban muntah-muntah dan tidak menerima masukan makanan apa pun ke mulutnya.
“Di situ mulai panas, muntah-muntah. Si pelaku sempat bilang, ‘urus tuh’. Tak lama dia pergi dengan alasan kerja. Kemudian sekitar jam sembilan, ibu korban keluar dan minta tolong warga. Tapi alasannya bukan dipukul, tapi anaknya jatuh dari kamar mandi,” ungkapnya.
Menurut pengakuan ibu korban, sebagaimana dilansir dari jawapos, ia terpaksa diam saja karena takut berkelahi dengan pacarnya itu. Demi menjaga hubungan dengan kekasihnya itu, D tega menumbalkan anak kandungnya hingga habis disiksa. Sehingga saat penyiksaan berlangsung selama mereka kumpul kebo di tempat kos itu, D diam saja.
Dari 31 adegan rekonstruksi, semua sesuai keterangan yang tertera dalam BAP. “Penyebab belum pasti ya, harus menunggu hasil autopsi. Kami membuka apa yang terjadi dan kemungkinan penyebabnya,” terangnya.
Pihaknya juga masih menelusuri adanya dugaan kelainan jiwa dari kedua pelaku. Terlebih ibunya yang tega membiarkan anak kandungnya disiksa hingga tewas. “Perlu ahli yang menjelaskan,” ucapnya.
Sementara itu, pemilik rumah kos, Loka, mengaku sejak awal tidak menaruh curiga terhadap kehadiran keluarga itu. Sebab selama tiga minggu mengontrak, tidak ada tanda-tanda atau terdengar teriakan dari korban.
Namun ia mengakui saat pertama kali BIB datang dengan ibunya, telihat luka lebam di pipi. “Tapi katanya sih jatuh dari tangga di kontrakan sebelumnya,” ujar Loka.
Dion dan D memang dikenal tertutup dan kurang bergaul, sehingga Loka tidak bisa menceritakan detail kehidupan pasangan kumpul kebo itu. Padahal sejak pertama masuk kos, Dion mengaku sudah menikah dengan D, dengan BIB sebagai anaknya.
“Namun memang dia kan ngakunya kerja luar kota, jadi jarang ketemu. Alasannya berkas nikah masih ada di Sukabumi. Pernah hampir saya tegur dan mau saya usir karena tidak jelas, eh malah kejadian seperti ini,” paparnya.(rsky)
Posting Komentar