Dialog Publik di Kampus UINSU Medan, Mahfud: Negara Ini Jangan Tergadaikan
Daftar Isi
Mahfud MD saat memberi pandangan dalam dialog publik di Kampus UINSU Medan, Selasa (19/3). |
Hal itu, katakan oleh Ketua Gerakan Sulung Kebangsaan, Prof Mahfud MD dengan menggelar dialog publik dengan tema ‘Merawat Bangsa, Menuju Indonesia Emas 2045’ di Aula Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) di Medan, Selasa (19/3) pagi.
“Ada kampanye atau tidak, ini cuma dialog umum, kalau kampanye itu hanya membicarakan 5 tahun ke depan, tapi ini bicara lebih panjang ke depannya,” ucap Mahfud MD.
Mahfud MD menjelaskan apa dilakukannya tersebut bukan kampanye Pemilu, tapi kampanye kebangsaan. Melalui kegiatan, ia mengatakan generasi muda atau mahasiswa memiliki hak negara untuk maju dan sejahtera.
“Kita mempunyai potensi besar untuk menjadi bangsa yang maju. Jangan dirusak dengan perbuatan kita sendiri. Kampanye kebangsaan bukan kampanye harus memilih nomor 1 atau nomor 2. Itu kampanye 2019, kalau kampanye kebangsaan seperti kami lakukan dengan menggelar dialog dengan keliling di Indonesia ini,” jelas Mafud MD.
BACA JUGA:
Ia menjelaskan kampanye kebangsaan ini, bila dikaitan dengan Pemilu adalah untuk memilih wakil dan pemimpin yang benar di dalam pemilu.
“Siapa wakil yang benar itu, anda yang memilih itu,” ucap Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu di hadapan ratusan mahasiswa UINSU.
Mahfud MD mengungkapkan Pemilu untuk menyalamatkan bangsa dari pemimpin yang tidak benar dalam memimpin negara. Jangan sampai salah memilih akan mengakibatkan negara ini tergadai.
“Kalau anda keliru negara ini tergadaikan. Wakil-wakil anda di DPR RI dan DPRD bisa tidak memiliki Sains of Nasionalisme. Tidak punya rasa kebangsaan, negara bisa tergadai atau dijual. Apalagi bila anggota dewan tidak mempuni dalam mengurus negara,” tandas Mahfud MD.
Di sisi lain, Mahfud MD mengkritik soal penegak hukum di Indonesia dinilai belum maksimal. Termasuk kepada kejahatan luar biasa seperti pembakaran hutan. Yang mana saat ini Indonesia terus menjadi penyuplai asap setiap tahunnya.
“Saya cerita kembali, tanggal 4 Agustus 2015 Singapura mengeluarkan Undang-undang Nomor 4, yakni UU antiasap. Isinya, Otoritas penegak hukum di Singapura boleh menangkap dan mengadili pembakar hutan di mana pun, termasuk di Riau dan Indonesia. Seperti ini mana ada asap minta izin,” jelas Mahfud MD.
Di sini, Mahmud mengatakan Singapura menjadi penampung asap dari Indonesia membuat Undang-undang dengan penegakan hukum yang tegas kepada pelaku pembakaran sampah. Meski, lokasi kebakaran hutan berada di Indonesia.
“Mereka buat Undang-undang untuk menangkap orang Riau. Bodoh orang Singapura, hukum di mana dilakukan di situlah diadili dan dihukum. Belasan tahun dari zaman Orde baru sampai sekarang ada problem pembakaran hutan, tapi pelakunya tidak ditangkap. Tidak pernah dihukum, kami akan hukum kata Singapura,” beber Mahfud MD.
Dari Undang-undang antiasap dibuat Singapura, Mahfud menjelaskan Indonesia hukumnya sangat lemah dan tidak bisa menegak hukum serta memberikan efek jera. (gus/azw)
“Hukum di Indonesia tidak mampu menghukum pelaku pembakaran hutan. Kami yang terganggu. wakil-wakil penegak hukum dan pemerintah,” tutur Mahfud MD.
“Hukum di Indonesia tidak mampu menghukum pelaku pembakaran hutan. Kami yang terganggu. wakil-wakil penegak hukum dan pemerintah,” tutur Mahfud MD.
Jadi menurut Mahfud, pelaku pembakar hutan tidak dibawa ke pengadilan, dengan alasan itu bisa ditanam lagi. Kalau gitu kita matikan anak hakimnya, kan hakimnya bisa buat lagi,” tandasnya.
Berkaitan dengan itu, Mahfud membicarakan jangka panjang untuk bangsa lebih baik dan maju ke depan, dengan memilih pemimpin dan wakil berani menegak hukum.
“Kalau kita salah memilih, Presiden, DPR, bupati, negera kita akan dilecehkan seperti di Singapura. Ini mempengaruhi dengan kemajuan bangsa. Jangan memilih, karena uang, teror, dan fanatisme, tapi pilihlah pemimpin bagus, anda mempunyai cara-cara itu,” terangnya.
Sementara itu Rektor UINSU, Prof Dr Saidurrahman mengapresiasi dialog public yang menghadirkan pembicara dan tokoh-tokoh nasional seperti Mhfud MD. Hal ini, menjadi wawasan dan pengetahuan baru didapatkan mahasiswa di luar ruang kelas.
“Anak-anakku sekarang adalah mahasiswa orang-orang Muslim yang tidak akan radikalis atau teroris, tapi Islam sebenarnya sesuai dengan Alquran dan Hadis. Kita anak negeri, majunya negeri ini ada di tangan kita,” kata Saidurrahman dalam kata sambutannya dalam acara tersebut.(sp)
Posting Komentar