Korban Meninggal Akibat Keracunan Makanan Olahan Ubi, Timus
Daftar Isi
ist |
INDOMETRO.ID – Duka masih menyelimuti keluarga Warni, warga Desa Setu, Tarub, Tegal.
Saat ditemui di rumahnya, Jumat (27/12/2019), Warni bersama suami tengah menemui tamu yang melayat anaknya, Egi Supendi (25).
Egi diketahui menjadi korban meninggal dunia akibat keracunan makanan olahan ubi, timus pada Rabu (25/12/2019) siang.
Dia merupakan pekerja knalpot di rumah Umi Naroh. Umi Naroh diketahui merupakan pembuat timus tersebut dan masih dirawat di rumah sakit akibat keracunan makanan buatannya sendiri.
Warni mengaku keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Egi. Meski baginya berat karena Egi merupakan tulang punggung keluarga.
“Ya ini musibah, yang buat (Umi Naroh) juga kena. Dia juga masih keluarga kami. Egi sudah lama kerja di sana, dia tulang punggung keluarga kami,” katanya.
Warni mengatakan tidak akan membawa perkara ini ke jalur hukum karena menurutnya ini adalah sebuah musibah. Menurutnya tak ada kesengajaan dalam kasus tersebut.
“Saya tidak tahu peristiwanya karena posisi saya di Pemalang sedang menghadiri pernikahan. Ya ini musibah,” ucapnya sambil menyeka air matanya.
Seperti diketahui, 11 orang mengalami keracunan usai menyantap timus goreng. Dua di antaranya dinyatakan meninggal dunia yaitu Egi Supendi dan Suwarno (32) warga Desa Purbasana.
Korban menduga tepung aci atau tepung tapioka yang menjadi komponen pembuat timus sebagai penyebab keracunan massal yang menewaskan dua orang tersebut.
Hal itu disampaikan korban bernama Umi Nuroh yang juga menjadi pembuat makanan tersebut. Umi Nuroh kini masih dirawat di RSI Muhammadiyah Singkil Adiwerna Tegal, Jumat (27/12/2019).
“Saya buat timus itu, ubi saya kupas lalu dikukus.
Baca Juga: loading
Setelah itu dihancurkan dan dikasih gula
pasir serta tepung terigu, lalu dijadikan timus. Setelah digoreng hancur, saya icipin masih enak, lalu kami kasih tepung aci, cuma dioleskan. Saya menduga keracunan akibat tepung aci itu,” katanya ketika ditemui di rumah sakit.
Umi mengatakan tepung aci itu sudah tidak digunakan dalam waktu satu bulan. Sehingga menurutnya keracunan massal itu terjadi akibat penggunaan tepung aci kedaluwarsa tersebut.
Sementara itu Humas RSU Muhammadiyah Singkil Adiwerna, Iyus Fairus Isfandiari mengatakan hingga hari ini masih ada dua pasien yang dirawat akibat keracuna massal itu.
Dia mengatakan saat dibawa ke rumah sakit itu, kondisi pasien lemah dan mengalami dehidrasi.
“Kami menerima lima pasien akibat kejadian itu, tiga langsung menjalani rawat inap dan dua menjalani rawat jalan di instalasi gawat darurat. Sementara dua orang meninggal pada Kamis dini hari dan pada pukul 10.00 WIB,” katanya.
Keduanya kini sudah dimakamkan oleh pihak keluarga. Polisi masih terus menyelidiki penyabab utama keracunan massal yang mengakibatkan dua orang tewas.
Petugas Dinas Kesehatan Tegal telah mengambil sampel timus untuk dilakukan uji laboratorium.
berita ini bersumber dari inews
Posting Komentar