China Evergrande Menjual Sebagian Saham Rp21 T Untuk Membayar Hutang

Daftar Isi

 




Jakarta, Indometro.id --

Raksasa properti asal China Evergrande telah menghimpun dana US$1,5 miliar uang tunai atau setara Rp21,43 triliun (kurs Rp14.290 per dolar AS) untuk membayar utang mereka. Dana didapat setelah perseroan melepas sebagian sahamnya di salah satu bank lokal dengan imbal balik 10 miliar yuan atau setara US$1,5 miliar.

Aksi korporasi tersebut diumumkan pada Rabu (29/9), membuat harga saham naik hampir 16 persen di bursa Hong Kong. Meski sudah berusaha gali tutup lubang, namun dana tersebut tak banyak membantu untuk mengatasi utang jatuh tempo perusahaan pada Rabu (6/10) mendatang.

Untuk mengatasi masalah itu, Evergrande juga akan menjual kepemilikan 20 persen saham di Bank Shenjing kepada BUMN China, Shenyang Shengjing Finance Investment Group. Sebagai informasi, lebih dari satu pertiga kepemilikan Shengjing Bank digenggam oleh Evergrande.

Sementara, perusahaan masih akan mempertahankan 14,75 persen saham setelah kesepakatan ditutup.

Akhir-akhir ini beredar spekulasi kalau Pemerintah China bakal meminta perusahaan pelat merah untuk membantu Evergrande.

Dalam keterbukaan bursa saham, Evergrande mengatakan bahwa masalah likuiditas pihaknya telah memengaruhi Bank Shengjing secara material.

Selain itu, Shengjing Bank juga menuntut agar semua hasil dari penjualan digunakan untuk menyelesaikan kewajiban keuangan antara kedua pihak.

Artinya, Evergrande kemungkinan tidak akan bisa menggunakan dana itu untuk membayar utang lainnya. Pekan lalu, perusahaan gagal menangani pembayaran bunga sebesar US$83,5 juta pada obligasi berdenominasi dolar yang beredar.

Evergrande juga tengah menghadapi pembayaran bunga obligasi lain hampir US$50 juta pada Rabu mendatang.

Selama beberapa bulan terakhir, Evergrande terlilit masalah utang dengan jumlah fantastis US$300 miliar atau Rp4.277 triliun (asumsi kurs Rp14.250 per dolar AS). Tak hanya investor, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengaku was-was karena gagal bayar bisa berdampak hingga ke stabilitas sektor keuangan global.


Berita ini dlansir dari CNNIndonesia.

Posting Komentar



banner image