Pelaku Wisata Labuan Bajo Mogok Operasi Mulai Hari Ini Selama Sebulan
INDOMETRO.ID– Mulai hari ini, penyedia jasa pariwisata dan pelaku usaha wisata di Labuan Bajo Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur (NTT) melaksanakan aksi mogok operasi, dengan cara menghentikan semua jenis layanan wisata selama sebulan ke depan.
Hal itu merupakan tindak lanjut dari komitmen yang telah dibuat bersama oleh 24 komunitas pelaku usaha wisata Labuan Bajo. Aksi tersebut sebagai bentuk perlawanan atas keputusan pemerintah menaikkan tarif masuk ke Loh Liang Pulau Komodo dan Pulau Padar menjadi Rp3,75 juta yang diberlakukan mulai hari ini, Senin 1 Agustus 2022.
Aktivis pariwisata Labuan Bajo Doni Parera mengatakan, aksi mogok bahkan sudah disampaikan kepada semua agen dan operator pariwisata dalam dan luar negeri. "Karena sudah terjadi pembatalan kunjungan yang masif, maka keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Pemprov NTT terkait pemberlakuan tarif mahal masuk ke TN Komodo harus dilawan. Otoriter dilawan dengan mogok dan kekuatan rakyat," kata Doni dihubungi Senin pagi 1 Agustus 2022.
"Hari ini sama-sama memulai, pemerintah berlakukan tarif baru dan kami hentikan semua layanan pariwisata di Labuan Bajo," tambah Doni Parera. Doni berkata, layanan yang dihentikan yakni, semua jenis layanan pariwisata darat dan laut ditambah dengan kekuatan masyarakat Komodo menutup akses masuk di Loh Liang (Pulau Komodo).
Komitmen yang telah dibuat, tekan Doni, semacam 'sumpah' yang harus dijalankan setiap asosiasi. Bahkan masing-masing sektor bisnis pariwisata membentuk satgas yang ditugaskan untuk memastikan setiap organ kepariwisataan menjalankan komitmen tersebut.
"Pemilik kapal wisata, pemilik penyedia jasa transportasi darat, pemilik restoran, pemilik hotel, guide, pelaku usaha kuliner, tempat penjualan sovenir dll ditutup semua. Elemen mana yang tidak menjalankan komitmen akan diberi sanksi tegas sesuai kesepakatan.
Prinsipnya kami sudah mengikat diri, untuk melawan kebijakan yang merusak animo wisatawan," tekan Doni. "Kami pastikan pariwisata Labuan Bajo lumpuh karena tidak akan ada pelayanan pariwisata untuk tamu yang datang bahkan saudara -saudara di komodo juga akan tutup akses masuk Loh Liang.
Aksi ini berlangsung selama sebulan," ujar dia menambahkan. Masih Doni, kebijakan menaikkan tarif masuk TN Komodo menjadi sangat mahal dengan cepat mempengaruhi animo pariwisata domestik dan mancanegara yang berniat datang ke Labuan Bajo.
"Pembatalan yang terjadi akan terus terjadi pada waktu mendatang ditambah dengan perlawanan seperti ini pasti wisatawan takut mau datang. Perlawanan kami sampai pemerintah membatalkan keputusan itu," ucapnya
Menurutnya, tarif mahal yang sudah ditetapkan itu perlahan memunculkan konflik yang berkepanjangan apalagi dunia pariwisata masih merangkak setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19. "Pemerintah tergopo-gopo.
Dia abaikan situasi sulit akibat pandemi. Pemerintah kita tampil dengan wajah barunya, sangat otoriter. KLHK dan Pemrov NTT sangat otoriter. Mestinya dia ajak dulu para stakeholder menawarkan kajian yang dia punya. Tapi sekarang katanya tarif naik untuk alasan konservasi tapi di saat yang sama memperkenalkan PT.Flobamora milik pemprov sebagai pengelola dengan tetek bengek pembagian fee sekian," tutup Doni.
Sumber : VIVA
Posting Komentar