Kisah Saiful Anwar, Penulis Asli Batang Jawa Tengah Launching Buku “Burung Subversif dan Kisah-Kisah Lainnya”
Batang, indometro.id –
Karya tersebut merupakan hasil perenungan tentang realitas kehidupan yang ditemukan di tengah - tengah masyarakat ataupun yang berasal dari sumber bacaan buku yang ada dalam koleksinya, semuanya itu diramu menjadi sebuah buku yang menarik dan merefleksikan kehidupaan sosial budaya masyarakat yang pasti menarik untuk dibaca oleh semua kalangan.
Dirinya menetap dan bekerja menjadi guru salah satu Sekolah Menengah Atas di Semarang. Dirinya menekuni kepenulisan sejak kuliah sebagai salah satu cara menuangkan ide atau overthinkingnya melalui tulisan.
"Daripada kita ngomel atau melampiaskan perasaan kita ke sosmed atau mengujar kebencian ke orang lain, lebih baik kita menuangkan apa yang dipikirkan melalui sebuah karya tulisan," pungkasnya.
Buku setebal 107 halaman yang berisikan 15 cerita pendek tentang kisah burung ini ditulis 2 tahun lamanya, dari bulan September 2020 sampai September 2022 dan berhasil diluncurkan di semarang pada 5 Juli lalu.
Penulis buku Burung Subversif dan Kisah-Kisah Lainya Saiful Anwar mengatakan
bahwa, buku tersebut berisikan tentang suatu kisah burung yang disajikan dalam
bentuk cerita karikatur.
“Secara garis besar buku ini memuat cerita
karikatural, dimana ada orang sedang bersantai yang tiba-tiba mendengar suara
burung yang mengganggu. Sehingga burung tersebut dibunuh, bahkan semua hewan
dimusnahkan. Yang tersisa hanyalah suara mesin kendaraan, pabrik dan
semacamnya,” kata Saiful Anwar saat diwawancarai online melalui Zoom Meeting
pada Jumat (7/7/2023.
Ia juga menambahkan bahwa, Buku berjudul
“Burung Subversif dan Kisah – Kisah Lainya” sudah resmi di terbitkan dari
tanggal 5 Juli 2023 dan dijual melalui pre order seharga 60 ribu rupiah.
“Untuk pemesanan buku ini bisa dilakukan
secara pre order dengan menghubungi nomor whatsapp 08976398812 atas nama saiful
anwar,” tambahnya.
Launching buku tersebut sebagai langkah awal yang baik
sekaligus menjadi motivasi bagi diri sendiri dan untuk generasi muda lainnya
untuk berkarya dalam hal kepenulisan.
“Ada beberapa faktor yang menggerakkan generasi muda untuk meningkatkan literasinya. Yang pertama minat baca, seseorang melakukan sesuatu hal itu berdasarkan minat dalam hal yang akan dilakukan. Yang kedua harus kenali diri sendiri, dan yang ketiga adalah mempraktikan, perbanyak latihan untuk menulis,” ujarnya. (Satria/Batang)
Editor : Satria Wahyu Kusuma
Posting Komentar