Workshop Implementasi Kawasan Tanpa Rokok di Kabupaten Lumajang

Daftar Isi

Lumajang,indomtro.id -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lumajang menyelenggarakan kegiatan terkait dengan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Hall hotel Gajah mada,Jalan Panglima Sudirman, Lumajang Jawa Timur . Jumat,25/8/2023.

Kegiatan  diperuntukkan bagi dokter fungsional dan penanggung jawab PTM dari 21 Puskesmas yang ada di Kabupaten Lumajang.

Kegiatan ini lebih memberikan pembekalan  dan keterampilan , untuk bisa menjadi konselon,konseling kepada klien atau pasien yang mempunyai niat merokok untuk berhenti merokok . Agar mereka bisa mewadai klien yang ingin merokok dan tidak ingin lagi merokok,agar terwujud keinginan itu . "Berhenti merokok dengan cara memberikan saran,teknis,bimbingan, bagaimana klien yang mempunyai keinginan merokok berhenti total untuk tidak merokok.Untuk itu  mereka di bekali oleh narasumber,"ungkap dr Matshall.




Berhenti merokok itu harus mempunyai niat dulu,atau kesadaran.Jika niat kurang,akan terpengaruh oleh lingkungan atau terpengaruh oleh efek rokok yang timbul.Obat-obatan juga ada tetapi efektifitasnya perlu di kaji ulang.Tetapi yang jelas kita masih belum punya obat itu, untuk memberikan orang itu tidak merokok.

Sosialisasi di sekolah -sekolah sudah di adakan yaitu melalui faskes-faskes, penyuluhan terkait berhenti merokok sudah dilakukan di sekolah -sekolah, melalui edukasi pendidikan,penyuluhan biasanya di lakukan pada saat kegiatan MPLS,UKS.

Kita akan memperkuat untuk sumberdayanya yaitu manusia sekaligus kesehatan sendiri.

Membekali ketrampilan dalam hal  menjadi konselon berhenti merokok.Dilakukan kesasaran maupun kepetugas, juga  peningkatan ,sudah kita lakukan.

Tidak  mudah,karena banyak faktor,butuh kerja sama semua pihak.

Kita tidak bisa menutup pabrik rokok secara sepihak,karena ada beberapa hal dampak jika langsung melakukan secara  radikal ,tidak bisa, karena pemerintah sudah punya pemikiran.Tetap

Kita mempunyai tugas sesuai bidang kita agar dapat mengupayakan penggunaan rokok ini tidak terlalu luas baik dari dinas kesehatan, perdagangan,dinas pendidikan, sosial dan lain-lain .

Mereka mempunyai peran yang sangat penting bagi pengguna rokok.

Harapannya yaitu "Tentu kita tahu perokok merupakan salah satu faktor ikut menjadi penyebab penyakit yang tidak menular ,tingkat kematian cukup tinggi, seperti sakit jantung, serangan jantung jantung koroner,kangker paru-paru ,disema,ginjal stroke itu semua dari perokok.

Perokok itu tidak langsung meninggal,salah satu penyebabnya adalah faktor dari merokok, untuk itu perokok harus berhenti demi kesehatannya  sendiri supaya tidak terkena penyakit tidak  menular karena rokok.Untuk itu jangan merokok agar tidak terkena penyakit tidak menular karena rokok,"ungkap dr Matshall.

Selanjutnya Malik Afif, SKM, M.Kes dari Seksi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Provinsi Jawa Timur.

menerangkan bahwa peran konseling pada UBM  adalah membantu orang/masyarakat melihat permasalahannya lebih jelas sehingga dapat memilih jalan keluar yang positif, membangkitkan motivasi agar mengubah tingkah lakunya, membantu mengambil keputusan dan membuat rencana pribadi untuk berubah, serta belajar mekanisme koping baru untuk menghadapi keadaan saat berhenti merokok. 

Malik menjelaskan perihal pencitraan otak memperlihatkan bahwa nikotin secara akut meningkatkan aktivitas otak di lobus prefrontal, korteks, thalamus, dan sistem visual.

Paparan nikotin berulang akan menyebabkan neuroadaptasi yaitu toleransi terhadap efek nikotin,  hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah reseptor nikotinik koligernik di otak berupa pelepasan dopamine yang akan mencetuskan sensasi pengalaman yang menyenangkan pada otak, menekan rasa lapar, dan meningkatkan metabolisme tubuh.

Oleh karena itu, gejala putus nikotin ditandai dengan gejala emosi yang menurun, cemas, sulit berkonsentrasi, lapar,  peningkatan berat badan, gangguan tidur, dan stress yang meningkat. Hal inilah yang biasanya orang akan sulit menuju UBM.



Upaya lain adalah UBM (Upaya Berhenti Merokok) di Puskesmas. UBM adalah salah satu bentuk upaya keterpaduan antara upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang ada di Puskesmas untuk melayani orang atau masyarakat yang punya keinginan untuk berhenti merokok.

 Tujuannya agar konsumsi rokok dapat dikurangi dan kasus akibat rokok juga berkurang. Untuk itu, kami harapkan target tahun 100% Puskesmas sudah memiliki Poli UBM. Syaratnya, pertama ada SK Kepala Puskesmas tentang UBM. Kedua ada pelayanan, dan ketiga ada tempat pelayanannya serta keempat ada tenaga yang sudah siap dilatih dan peralatan yang memadai.

Untuk itu, tujuan dari workshop ini diharapkan para dokter fungsional dan perawat pengelola PTM Puskesmas ada peningkatan dalam pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan dalam melaksanakan program UBM di Puskesmas sehingga masyarakat yang ingin berhenti merokok dapat dilayani dengan upaya konseling dan terapi UBM di Puskesmas, ungkap Malik.(D.S)

Posting Komentar



#
banner image