Green Industry Cluster PT PIM Segera Terwujud

Daftar Isi

 


Aceh Utara, Indometro.id - Setelah sekian lama lahan Iskandar Muda Industrial Area (IMIA) tertidur sekarang mulai bergeliat. Diawali dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT Pupuk Iskandar Muda, Pupuk Indonesia dan Augustus Global Investment (AGI) Dalam rangka pembangunan Pabrik Green Hydrogen yang berlangsung di Kantor Kementerian ESDM Jakarta belum lama ini.

Sekper PT PIM, Maimun saat dihubungi Media ini Jumat (24/10) membenarkan, termasuk Penandatanganan  MoU untuk kerjasama pemasaran H2O2 dengan PT PIP bilamana pabrik H2O2 sudah berproduksi yang dijadwalkan beroperasi Februari  atau Maret 2024. “Mudah mudahan kita mohon bisa berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan” sebutnya 

Selanjutnya dengan telah ditetapkannya Iskandar Muda Industrial Area (IMIA) sebagai lokasi Green Industry Cluster (GIC) oleh Presiden Jokowi pada (28 Agustus 2023) lalu.termasuk langkah yang telah dimulai oleh AGI dengan menggandeng PI, PIM dan PLN untuk mengembangkan Green Hydrogen di Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe yang dikenal sebagai kawasan strategis

Sebagai langkah pertama pasca penandatanganan Nota Kesepahaman, para pihak akan membentuk tim bersama untuk menyusun kajian dan memastikan semua aspek yang diperlukan untuk pembangunan pabrik Green Hydrogen di IMIA dapat dipenuhi termasuk perizinan dan memastikan dampak positif yang seluas-luasnya bagi stakeholder serta diharapkan akan memacu pertumbuhan iklim investasi di Aceh.

Penandatanganan Nota Kesepahaman yang telah dilakukan itu hendaknya pula menjadi langkah awal bagi PIM dan Pupuk Indonesia dalam mengembangkan Clean Industry di masa depan dimana saat ini baik dari sisi PIM maupun Pupuk Indonesia sedang fokus untuk mengembangkan Blue dan Green Ammonia. Nota Kesepahaman ini akan menjadi starting point yang sangat prestisius bagi semua  Hal ini turut didukung dengan potensi sumber daya yang ada di lokasi PIM yang sangat mendukung untuk pengembangan GIC termasuk proyek Green Hydrogen yang diinisiasi AGI.

Catatan Media ini, saat penetapan IMIA, Direktur Utama PT PIM Husni Achmad Zaki ketika itu mengatakan, akan terus melakukan langkah-langkah terobosan yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan daya saing produk pupuk di pasar komersil dengan melakukan efisiensi di segala bidang, peningkatan kompetensi SDM, peningkatan kehandalan pabrik dan fokus pada pasar pupuk komersil serta memperhatikan aspek lingkungan.


Semoga dengan I M I A  ini diharapkan dapat menghidupkan kembali industri di Aceh dan menyerap banyak tenaga kerja serta memberi manfaat bagi seluruh masyarakat Aceh khususnya. Demikian Husni Achmad Zaki


Sementara dalam usaha promosi IMIA yang dilakukan PT PIM usai penetapan disebutkan. IMIA merupakan kawasan baru yang dimiliki oleh PT Pupuk Iskandar Muda melalui proses pembelian area eks PT AAF diakhir tahun 2018 dan lokasi IMIA tersebut berdampingan dengan lahan eksisting PIM. IMIA merupakan aksi korporasi dan bagian dari Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) PT PIM.


IMIA termasuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe (KEKAL) sesuai Perpres No. 5 Tahun 2017, sehingga siapa pun investor yang menanamkan modalnya di IMIA akan memperoleh berbagai fasilitas dan kemudahan dalam membangun usahanya. Di antaranya adalah fasilitas-fasilitas insentif seperti tax holiday, tax allowance dan segudang kemudahan perizinan lainnya sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 2020 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus. Hal tersebut secara signifikan akan meningkatkan potensi pendapatan yang akan diperoleh para investor di kawasan IMIA.


PIM telah membuka peluang investasi di IMIA dengan melakukan komersialisasi terhadap kawasan tersebut. Beberapa skema ditawarkan, di antaranya adalah penawaran reaktivasi pabrik H2O2, penghasil hidrogen peroksida yang merupakan senyawa kimia multi fungsi dan potensi pasar yang luas untuk memenuhi kebutuhan industri tekstil, industri kertas, industri furniture, industri kesehatan, hingga industri kosmetik.


Untuk mendukung operasional dari para investor di IMIA nantinya, PIM juga telah merampungkan infrastruktur yang dibutuhkan berupa, jaringan interkoneksi untuk menyuplai bahan baku dan bahan pendukung operasional lainnya yang bersumber dari unit utilitasnya seperti hidrogen, air, steam, dan listrik dengan harga yang kompetitif.


Dengan demikian, kelancaran operasional akan terjamin bagi para investor di kawasan yang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) ini.


Selanjutnya dari segi distribusi, kawasan IMIA memiliki fasilitas pelabuhan yang mampu menampung kapal dengan bobot mati 15.000 ton. Kapasitas ini akan terus bertambah hingga dapat disinggahi oleh kapal berbobot mati 40.000 ton setelah berproduksi pabrik NPK yang sudah diresmikan Presiden Jokowi pada 10 Febuari 2023 lalu.


Selain itu juga terdapat pelabuhan umum yang dikelola oleh PT Pelindo di dalam area yang sama. Pelabuhan ini terletak di depan selat malaka yang merupakan salah satu jalur perdagangan terpadat di dunia sehingga menjadikannya sangat strategis secara geografis. Proses distribusi produk akan berjalan lancar baik ke dalam maupun luar negeri.


Sebagai salah satu kawasan yang tersertifikasi Objek Vital Nasional Sektor Industri (OVNI), berinvestasi di kawasan IMIA terjamin keamanannya. Penyerahan sertifikat dari program kerja sama antara Kementerian Perindustrian, Polri, dan industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 466 tahun 2014 merupakan bentuk publikasi dan pengakuan status bahwa industri atau kawasan industri tersebut memang layak untuk mendapatkan perlindungan keamanan.


IMIA juga memiliki kompleks perumahan dengan lokasi yang strategis. Berada tepat di pinggir jalan Medan – Banda Aceh yang berlokasi di Krueng Geukueh Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara, Area ini memiliki berbagai potensi untuk dikembangkan termasuk rumah rumah yang ingin dikomersilkan kepada para investor yang berminat.


Dijelaskan, penanaman modal dan munculnya industri-industri baru akan memicu tumbuhnya usaha-usaha kecil dan menengah (UMKM) dari masyarakat sebagai multiplier effect atau efek domino ekonomi sehingga kesejahteraan akan mengalir dari atas ke bawah dan menyebar ke segala lini kehidupan masyarakat.


Akhirnya akan menjadi portofolio yang sangat baik bagi para investor melalui kontribusi sosial yang dihasilkan dan mengutamakan sustainability atau keberlanjutan sesuai dengan semangat 3P, yaitu Profit, People, dan Planet. (*).

Posting Komentar



#
banner image