Polres Aceh Timur Perketat Memantau Perairan Laut Mencegah Masuknya Pengungsi Rohingya

Daftar Isi

Aceh Timur, Indometro.Id - Kedatangan rombongan 'manusia perahu' di Aceh saat ini telah membangkitkan gejolak, pro dan kontra di tengah masyarakat, terutama di Aceh Timur. 


Pada Kamis, 14 Desember 2023 lalu, sebanyak 50 orang etnis rohingya kembali mendarat di TPI Kuala Idi Cut, Kecamatan Darul Aman sekira pukul 02.00 WIB dini hari. Setelah berkoordinasi dengan pihak terkait, akhirnya mereka dibawa ke Idi Sport Center (ISC) untuk sementara waktu. 


Namun penempatan mereka di ISC, mendapatkan penolakan dari sejumlah massa Warga Desa Titi Baroe, Kecamatan Idi Rayeuk. Mereka meminta agar dipindahkan segera ke lokasi lain, beruntung dengan diberi pengertian oleh kepolisian, mereka menaati dan kembali pulang.


Keesokannya, jelang magrib para pengungsi langsung diboyong ke kamp penampungan di Lhokseumawe. Tetapi, usai tiba disana, ternyata ditolak mentah-mentah oleh pihak Pemerintah dan UNHCR dengan alasan tidak mengantongi adminstrasi yang lengkap.


Pada akhirnya, semua etnis rohingya dikembalikan lagi ke ISC sampai dengan detik ini, menurut informasi, Pemda setempat sedang berkoordinasi dengan lembaga terkait. 


Nah, dengan sebab terjadinya hal itu, pihak kepolisian di Kabupaten Aceh Timur saat ini mulai gencar dan aktif, melakukan patroli ke laut guna mencegah masuknya pengungsi rohingya ke daerah tersebut. 


Di tingkat Polsek sendiri, khususnya yang memiliki wilayah pesisir sudah mendapat mandat, agar bekerja sama dengan nelayan dan masyarakat setempat untuk memantau dan melaporkan apabila ada penemuan pengungsi Rohingya di laut. 


Langkah tersebut, tentu membantu mencegah imigran gelap masuk ke suatu wilayah, dalam Pengawasan sendiri pihaknya tentu tidak sendiri, namun tetap bersinergi dengan TNI. 


“Tujuan utama kegiatan ini adalah memantau wilayah hukum terkait informasi pengungsi Rohingya dalam menjaga kepentingan masyarakat dan menjaga keamanan perairan wilayah hukum Aceh Timur.” Kata Kapolres Aceh Timur, AKBP Andy Rahmansyah, Senin (18/12/2023). 


Awal Mula Isu Rohingya Mencuat 


Untuk diketahui bahwa, para pengungsi Rohingya pada dasarnya sudah bermigrasi dalam beberapa gelombang selama puluhan tahun. 


Gelombang awal pengungsi dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar, banyak etnis Rohingya yang mengambil rute darat menuju Bangladesh dan rute laut ke negara-negara Asia Tenggara, terutama Malaysia. 


Mereka membentuk komunitas undocumented migrants yang cukup besar di Malaysia. Negeri Jiran pun menjadi destinasi migrasi populer bagi etnis Rohingya lantaran perekonomian di sana cukup berkembang. 


Namun, pada 2015, kasus perdagangan manusia mencuat setelah kuburan massal para korban ditemukan. 

Sebagian besar korban merupakan etnis Rohingya di perbatasan Thailand dan Malaysia. 


Sejak itu, patroli perbatasan lebih ketat di kedua negara tersebut sehingga kelompok Rohingya seringkali terkatung-katung di laut dan akhirnya sampai ke perairan Indonesia. Di sinilah entry point (awal mula) isu ini menjadi krisis bagi pencari suaka di Indonesia. 


Oleh karena itu, Mantan Kasubdit III Ditreskrimum Polda Kalimantan Selatan, meminta kepada warga pesisir, untuk tidak segan-segan memberikan informasi jika menemukan Rohingya yang merapat ke darat. 


"Saat ini warga pesisir juga telah melakukan patroli di gampongnya masing-masing," ujar Andy. (RI)

  

Posting Komentar



#
banner image