Buku Sang Rembulan Sajikan Jejak Sejarah NU Candiareng dengan Semangat Generasi Muda Resmi Dirilis

Daftar Isi

Indometro.id, Batang - Dalam setiap langkah sejarah Desa Candiareng, Kabupaten Batang, malam Sabtu (27/1/2024) menjadi lembaran khusus yang diabadikan oleh pelajar NU Candiareng. Sebuah acara pengajian umum, merayakan Hari Lahir Nahdlatul Ulama (Harlah NU) Ke-101, dan Pelantikan GP Ansor IPNU dan IPPNU Ranting Candiareng, menjadi sorotan utama dengan kehadiran tokoh santri ndalan 99, KH. Sugeng Romadlon, dan hiburan hadroh Asyiqol Mustofa dari Pekalongan.


Namun, tak hanya itu, fokus malam tersebut juga tertuju pada peluncuran buku berjudul "Sang Rembulan - Selembar Cerita NU di Candiareng" oleh para pemuda aktif di IPNU dan IPPNU Candiareng. Buku ini bukan semata kumpulan informasi, melainkan sebuah upaya untuk merekam jejak sejarah dengan semangat yang menggelora di kalangan generasi muda desa tersebut.


Wulan Ramadhani, salah satu pemudi aktif IPPNU Candiareng dan penulis buku, menjelaskan bahwa "Sang Rembulan" bukan hanya sekadar kisah sejarah, melainkan juga tentang bagaimana NU dan organisasinya, seperti IPNU, IPPNU, GP Ansor, dan Fatayat, berkontribusi dalam membentuk karakter dan kesejahteraan masyarakat Candiareng.


"Buku ini adalah wujud semangat generasi muda untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat tentang sejarah NU di desa kami," ujar Wulan Ramadhani saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Minggu (28/1/24).

Sorotan utama bukan hanya pada isi buku, melainkan pada makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh para pemuda tersebut. Melalui "Sang Rembulan," mereka berharap buku ini menjadi jendela yang mencerahkan tentang sejarah dan kontribusi NU di Candiareng.


Sementara itu, KH. Sugeng Romadlon, Founder Komunitas Santri Ndalan 99, menyoroti pentingnya buku tersebut sebagai kelanjutan dari "Wajah Desa Candiareng," yang menyoroti perjalanan NU di Desa Candiareng. "Buku Sang Rembulan ditulis oleh pengurus IPNU - IPPNU dibantu tim perpustakaan Desa Candiareng 'Sapta Prabu'," ungkapnya.


Melalui "Sang Rembulan," bukan hanya sejarah dan perjalanan NU di Candiareng yang dihidupkan kembali, melainkan semangat perjuangan generasi muda di desa tersebut yang berusaha menyampaikan makna dan pesan sejarah kepada masyarakat di luar lokalitas mereka. Buku ini menjadi persembahan berharga yang melambangkan semangat perjuangan NU dan generasi muda Candiareng yang mengukir jejak melalui pena dan kisah yang tertulis dalam "Sang Rembulan."

Posting Komentar



#
banner image