Pemkab Garut Siap Sukseskan Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting

Daftar Isi



"Gerakan ini menjadi ikon tahun 2024, dengan target menurunkan angka stunting nasional menjadi 14%."


GARUT, indometro .id- 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut mendukung pelaksanaan Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting yang dilaksanakan di seluruh wilayahnya Kabupaten Garut. Program ini bertujuan terlaksananya pengukuran dan intervensi serentak di posyandu, dengan sasaran utama ibu hamil, balita, dan calon pengantin.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, Nurdin Yana, mengungkapkan, gerakan ini menjadi ikon tahun 2024, dengan target menurunkan angka stunting nasional menjadi 14%.

Namun, Nurdin menyampaikan bahwa target tersebut bertentangan dengan kondisi di Kabupaten Garut. Berdasarkan self assessment, angka stunting di Garut mencapai 13,6%, sedangkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan angka 24,1%, meningkat 0,5% dari tahun sebelumnya.

“Ini yang jadi persoalan kita. Oleh sebab itu, saya kira ini juga akan melahirkan regulasi atas yang harus kita sikapi, bahwa dalam penanganan stunting itu kita harus melakukan intervensi serentak yang optimal,” ucap Nurdin Yana, dalam keterangannya di Mal Pelayanan Publik (MPP), Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Selasa (4/6/2024).

Berkaitan hal itu, Nurdin menginstruksikan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk melaksanakan upaya penanganan stunting sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Ia menekankan pentingnya gerakan masif dan kesepakatan bersama seluruh SKPD dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Garut.

"Sehingga insya Allah ketika kita sudah tidak ada lagi kategori stunting atau minimal setidaknya zero new stunting, itukan sebenarnya enak bagi kita, artinya insya Allah mungkin ada kaitan cukup signifikan antara stunting dengan kemampuan intelektual mereka," lanjutnya.

Menurut Nurdin, titik masuk penyelesaian permasalahan stunting salah satunya yakni melalui pendekatan rechecking atas kondisi balita stunting di Posyandu. Maka dari itu, ia mengimbau masyarakat yang memiliki balita stunting untuk senantiasa rajin mengecek anaknya ke Posyandu.

"Maka setidaknya upaya-upaya optimal sudah kita lakukan, dan mudah-mudahan ketika mereka tidak atau terbebas dari stunting, kan setidaknya kita memiliki anak yang berpotensi untuk menjadi anak yang maju," ungkap Nurdin.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, dr. Tri Cahyo Nugroho, menjelaskan bahwa intervensi serentak pencegahan stunting ini adalah gerakan lintas sektor yang meliputi pemeriksaan, pengukuran, serta intervensi pada calon pengantin, ibu hamil, bayi, dan balita di posyandu selama bulan Juni 2024.

Ia berharap, dengan intervensi ini, pemerintah daerah dapat memperoleh data by name by address calon pengantin, ibu hamil, dan balita dengan masalah gizi, sehingga intervensi yang tepat dapat dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Garut dengan cepat.

(AES)***

Posting Komentar



#
banner image