Pengantin di Simeulue, Menjemput Kebahagiaan Diiringi Rombongan Becak

Daftar Isi


Simeulue, Indometro.id - Di tengah hiruk-pikuk modernisasi, tradisi kebersamaan tetap menjadi jantung masyarakat Simeulue. Pada 13 Agustus 2024, sebuah prosesi pernikahan di pulau ini menyuguhkan pemandangan yang jarang terjadi. Rabu, 14 Agustus 2024.

Tepat di hari Selasa kemarin, pemandangan tak biasa terlihat di Simpang 3 desa Lanting Kecamatan Teupah Tengah. Rombongan becak mesin yang penuh keceriaan mengiringi mempelai pria yang informasi nya dari desa Lasikin. Bukan hanya jumlahnya becak yang beriringan tetapi cara rombongan itu melaju membawa keluarga dan kerabat dalam barisan becak menjadikan pernikahan tersebut tampak spesial.

Becak utama, yang dihias dengan apik, menjadi sorotan utama media ini saat rombongan melewati pertigaan desa Lanting kecamatan Teupah Tengah kabupaten Simeulue. Diatas tempat duduknya mempelai pria duduk dengan senyum bahagia sambil melambaikan tangan menambah semarak suasana.

Iringan becak mempelai pria menuju desa Tran Jernge, Kecamatan Teupah Selatan, di mana tempat sang pengantin wanita beserta keluarga menunggu.

Keunikan prosesi ini tak hanya terletak pada iringan becak. Hadirnya Rosnidar Mahlil, pejabat dari DPRK Simeulue yang juga anggota legislatif terpilih untuk periode 2024-2029, tampak menambah nilai lebih pada acara tersebut.

Disitu Rosnidar bukan hanya sekadar tamu, tapi dia turut serta dalam rombongan, berbaur dengan keluarga besar, membuktikan bahwa jabatan tak membatasi rasa kebersamaan.



Rosnidar memuji ide penggunaan becak sebagai kendaraan pengantar mempelai. “Iringan becak ini menjadi simbol kebersamaan dan kekompakan yang sangat bermakna,” ujarnya.

Katanya, tradisi seperti itu bagus dilestarikan karena mengandung nilai sosial yang tinggi. Di tengah modernisasi, acara tersebut mengingatkan kebersamaan tidak harus dengan kemewahan, tetapi dengan kesederhanaan pun bisa terasa istimewa.

Ia juga menambahkan bahwa momen itu akan menjadi kenangan indah tidak hanya bagi pasangan pengantin, tetapi juga bagi masyarakat yang menyaksikan. Keunikan tersebut juga mengingatkan akan pentingnya menjaga nilai gotong royong meskipun arus modernisasi terus berkembang.

Prosesi pernikahan ini bukan hanya sekadar perayaan cinta, tetapi juga sebuah pengingat akan kuatnya nilai-nilai tradisional yang masih hidup di Simeulue. Di tengah kemajuan zaman, kebersamaan dan kesederhanaan tetap menjadi identitas yang patut dibanggakan.

A²n


Posting Komentar



banner image