Optimalkan Peran Radio Komunitas, Lansia Cisewu Jadi Agen Literasi Digital
GARUT, INDOMETRO .ID -
Sebanyak 130 warga Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, mengikuti dengan antusias kegiatan Pelatihan Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan Jaringan Radio Komunitas (JRKI), bekerja sama dengan Radio Komunitas RASI Cisewu. Acara yang berlangsung pada Sabtu (10/8/2024) di Aula Desa Cisewu ini meski digelar di tengah cuaca terik dan kondisi ruangan panas, tidak menyurutkan semangat peserta yang didominasi oleh kalangan lanjut usia (lansia).
Kegiatan ini berfokus pada pemberdayaan lansia melalui subkelas Akademi Digital Lansia, sebuah inisiatif yang mendapatkan apresiasi dari Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Garut, Margiyanto, yang menjadi pembicara utama dalam acara tersebut. Margiyanto menekankan pentingnya literasi digital bagi lansia, program ini bisa menjadi model percontohan untuk kegiatan serupa di masa mendatang.
"Ini sesuatu yang sangat berbeda dari kegiatan literasi digital yang lain, artinya segmen yang dipilih adalah lansia yang tentunya ini menjadi sesuatu yang patut untuk dijadikan semacam _role model_ begitu ya, bahwa kita tidak meninggalkan kelompok-kelompok umur, terutama kelompok umur lansia yang memang tetap menjadi bagian dari upaya kita untuk diberikan pemahaman mengenai literasi digital," ujar Margiyanto.
Dalam kesempatan tersebut, Margiyanto juga memperkenalkan masterplan smart city di Kabupaten Garut, yang mencakup peningkatan kesejahteraan masyarakat termasuk lansia sebagai bagian dari strategi smart living. Dia berharap kolaborasi seperti ini dapat terus dilakukan, terutama menjelang Pilkada yang akan digelar pada 27 November 2024, untuk menciptakan ekosistem komunikasi yang sehat dan bebas dari hoaks.
"Di dalam smart city terutama di smart living yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, baik dari sisi fisik maupun dan rohani, dan tentunya kelompok lansia ini menjadi subjek sekaligus objek yang nanti menjadi bagian penting dalam upaya kita membangun atau meningkatkan kapasitas di smart living," ucapnya.
Ia berharap pihaknya bisa membangun kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Mafindo dan JRKI untuk mengembangkan literasi digital secara umum dan secara khusus, berkenaan dengan upaya pihaknya mencegah penyebarluasan berita bohong atau hoaks. Terlebih, lanjut Margiyanto, saat ini Kabupaten Garut akan memasuki agenda Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada), yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 November 2024.
"Ini menjadi penting karena kita juga harus menjaga ekosistem komunikasi ini dapat memberikan informasi yang lebih sehat, dan memberikan edukasi kepada masyarakat tidak hanya sekedar memberikan informasi," harapnya.
Sementara itu, Program Manager Tular Nalar, Santi Indra Astuti, menuturkan bahwa pelatihan ini bertujuan agar lansia memiliki kecakapan digital dasar, melalui kelas Akademi Digital Lansia.
Gerakan literasi nasional, imbuhnya, sementara ini sudah meluas, tetapi baru menyasar pada golongan mainstream saja seperti kalangan anak muda, usia produktif, komunitas pendidikan, dan lain sebagainya. Sementara, golongan di luar itu, seperti lansia belum banyak diberikan pemahaman terkait literasi tersebut.
Padahal, kata Santi, saat ini banyak Lansia yang menjadi korban di dunia digital, entah itu korban hoaks, judi online, pinjaman online, dan konten-konten negatif lainnya.
"Gerakan literasi digital itu seharusnya adalah gerakan yang inklusif artinya yang merangkul semuanya, dalam hal ini kami berusaha untuk membantu menjembatani pemerintah dan mendukung tugas pemerintah, untuk mensupport kelompok-kelompok minoritas, kelompok rentan digital seperti Lansia," tutur Santi.
Dalam pelatihan ini, peserta diberikan materi tentang cara mengidentifikasi hoaks, memeriksa fakta informasi, serta strategi lain untuk mencegah penyebaran informasi palsu. Santi menambahkan bahwa pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri para lansia dalam menggunakan teknologi digital.
"Nanti teman-teman bisa menyaksikan sendiri sebenarnya betapa lansia yang katanya tuh "ah gaptek dan gak bisa apa-apa", tapi setelah mengikuti pelatihan ini mereka jadi percaya diri karena punya kemampuan baru," papar Santi.
Santi berharap dengan adanya kegiatan ini semakin banyak agen Tular Nalar, sehingga masyarakat di Indonesia semakin terliterasi dan memiliki banyak orang-orang yang berpikir kritis.
Di tempat yang sama, Ketua JRKI Pusat, Adi Rumansyah, memandang peran Radio RASI Cisewu sebagai sumber informasi yang tepat bagi masyarakat, terutama di daerah yang dulu merupakan _blank spot_. Menurut Adi, kreativitas dan ide-ide inovatif dari Radio RASI Cisewu dapat menjadi model bagi radio komunitas lainnya.
Alasan dipilihnya Kecamatan Cisewu sebagai lokasi acara, imbuh Adi, karena menurutnya dari sekitar 100 radio komunitas yang terlibat dalam Tular Nalar, Cisewu dinilai memiliki kisah yang bagus, terutama di tempat tersebut dahulunya terdapat wilayah blank spot, dan untuk mendapatkan sebuah informasi, masyarakat mengandalkan Radio RASI. Menurutnya, Radio RASI menjadi percontohan di daerah-daerah lain, terutama tentang pengolahan informasi.
"Cisewu ini kita bisa bilang kreativitasnya sangat baik, dan banyak sekali ide-ide yang cukup kreatif, yang bisa diimplementasikan di wilayah lain seperti itu," katanya.
Adi berharap ke depan Radio RASI bisa lebih optimal dalam penyiaran, sehingga di radio tersebut bukan hanya sekadar bersiaran memutarkan musik saja, tetapi terdapat konten-konten yang bisa mengedukasi dan memberikan informasi yang tepat.
"Dengan optimalisasi peran Radio RASI, kami berharap bisa memberikan konten yang edukatif dan informatif, terutama dalam memerangi hoaks atau 'bewara wadul' di tengah masyarakat," ujar Adi.
(Bah Erond)
Posting Komentar