Miris, Panelis Tau Apa Tentang Indramayu?

Daftar Isi

Indramayu,Indometro.id

Tulisan ini merupakan suatu bentuk kekecewaan penulis atas penunjukkan panelis dalam debat Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Indramayu yang diselenggarakan di stasiun TV Nasional TVRI pada 4 November 2024.

Sangat disayangkan, munculnya panelis yang bukan berasal dari Indramayu, padahal di Indramayu ada beberapa perguruan tinggi yang memiliki SDM yang unggul dan siap memeras pikirannya untuk mewakili masyarakat untuk mempertanyakan intelektualitas para kandidat Calon Bupati Indramayu.

Hal ini secara tidak langsung mempertontonkan bahwa KPU Indramayu mendeskriditkan SDM akademisi yang berada di beberapa perguruan tinggi di Indramayu. Seolah-olah panelis dari luar itu lebih baik dan lebih mengetahui seluk beluk Kabupaten Indramayu.

Apakah panelis benar-benar memahami konteks lokal yang dibutuhkan untuk menilai kandidat?

Pertama-tama, keberadaan panelis yang bukan orang Indramayu dapat dipandang sebagai langkah untuk menghadirkan perspektif yang lebih luas. Dalam banyak kasus, orang luar bisa memberikan penilaian yang lebih objektif terhadap calon, tanpa terpengaruh oleh hubungan pribadi atau kepentingan politik lokal. Namun, apakah objektivitas ini cukup untuk menggantikan pemahaman mendalam tentang isu-isu yang dihadapi masyarakat Indramayu?

Indramayu, dengan segala kompleksitas sosial dan budayanya, memiliki masalah unik yang mungkin tidak sepenuhnya dipahami oleh panelis dari luar daerah. Masalah seperti pertanian, nelayan, budaya lokal, pendidikan, ekonomi, dan kesehatan adalah beberapa hal yang menjadi perhatian utama masyarakat. Panelis yang tidak memiliki latar belakang di bidang ini mungkin kesulitan untuk mengevaluasi bagaimana visi dan misi calon dapat diimplementasikan dalam konteks yang tepat.

Selain itu, ada juga kekhawatiran bahwa panelis luar ini mungkin tidak memahami dinamika politik lokal. Indramayu memiliki sejarah politik yang kaya dan sering kali rumit. Pengetahuan tentang hubungan antar partai politik, aliansi, dan rivalitas lokal sangat penting untuk menilai kemampuan calon dalam memimpin daerah. Tanpa pemahaman ini, penilaian yang diberikan bisa jadi tidak akurat.

Di sisi lain, beberapa argumen mendukung penggunaan panelis dari luar. Dengan melibatkan pihak luar, diharapkan debat bisa lebih bebas dari bias lokal. Panelis yang tidak terlibat langsung dalam politik Indramayu bisa memberikan sudut pandang yang segar dan kritis. 

Namun, penting untuk diingat bahwa objektivitas itu sendiri adalah hal yang relatif. Panelis dari luar mungkin memiliki bias mereka sendiri, meskipun mereka tidak terlibat langsung di dalam politik Indramayu. Sehingga, meskipun niatnya baik, kita tetap perlu waspada terhadap bagaimana sudut pandang mereka dapat mempengaruhi penilaian terhadap calon.

Pertanyaan selanjutnya adalah: bagaimana seharusnya proses pemilihan panelis dilakukan? Apakah seharusnya ada kombinasi antara panelis lokal dan luar?

Dengan cara ini, kita bisa mendapatkan keseimbangan antara perspektif global dan pemahaman mendalam tentang isu-isu lokal. Kombinasi ini bisa menciptakan diskusi yang lebih kaya dan relevan bagi masyarakat.

Di samping itu, peran masyarakat juga sangat penting dalam proses ini. Masyarakat Indramayu harus lebih aktif dalam mengekspresikan pendapat dan harapan mereka terhadap calon. Debat seharusnya bukan hanya menjadi ajang bagi calon untuk berorasi, tetapi juga menjadi platform bagi masyarakat untuk berinteraksi dan mengajukan pertanyaan yang relevan.

Salah satu tantangan yang dihadapi dalam debat adalah penyampaian materi yang sering kali terlalu teknis. Panelis dari luar mungkin tidak sepenuhnya memahami istilah-istilah lokal yang digunakan oleh calon. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dan bahkan mengurangi kualitas diskusi. 

Meskipun ada banyak tantangan, kita tidak bisa mengabaikan pentingnya debat tersebut. Ini adalah kesempatan bagi masyarakat untuk melihat langsung bagaimana calon mereka merespons isu-isu yang dihadapi. Masyarakat memanfaatkan momen ini untuk memperhatikan dengan seksama dan mengevaluasi calon berdasarkan pemahaman mereka terhadap kebutuhan lokal. Bukan secara general yang kita lihat!

Seiring dengan perkembangan teknologi dan media sosial, masyarakat kini memiliki lebih banyak saluran untuk menyampaikan pendapat mereka. Hal ini bisa menjadi peluang untuk menciptakan dialog yang lebih inklusif. Masyarakat dapat menggunakan platform ini untuk membagikan pandangan mereka tentang panelis dan calon, sehingga suara mereka tetap terdengar.

Akhirnya, kita harus mendorong adanya transparansi dalam proses pemilihan panelis. Masyarakat berhak tahu kriteria apa yang digunakan untuk memilih panelis dan bagaimana mereka dipilih. Dengan transparansi, kepercayaan publik terhadap proses pemilihan dan debat akan meningkat, dan masyarakat akan merasa lebih terlibat dalam proses demokrasi.

Dalam kesimpulannya, meskipun panelis yang bukan orang Indramayu dapat membawa perspektif baru, penting untuk memastikan bahwa mereka juga memahami konteks lokal. Keterlibatan panelis lokal dan dialog aktif dengan masyarakat akan sangat membantu dalam menciptakan debat yang lebih bermakna. Debat ini bukan hanya soal siapa yang lebih baik, tetapi juga tentang siapa yang lebih tahu persoalan yang sedang dihadapi Indramayu, sehingga bisa membangun masa depan Indramayu yang lebih baik lagi.

Akhir dari tulisan ini, saya bertanya, apa landasan KPU Indramayu memilih panelis tersebut dan kenapa tidak memilih panelis dari akademisi Indramayu? Semoga pertanyaan ini bisa dijawab oleh pihak KPU Indramayu.

(MT Jahol)

Posting Komentar

Follow Yuk!

@indometromedia
banner image