| Sandiaga Uno dan Tamran |
Tamran memasang 29 bendera negara yang mengikuti event akbar Asian Games 2018 di sekitar tempat tinggalnya di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara.
Meski mendapat banyak hujatan dari warganet, Tamran tak kecil hati apalagi sampai putus asa. Padahal bendera hasil patungan dengan teman-temannya sempat diturunkan oleh petugas.
"Dihujat biasa-biasa saja, tambah senang saya. Kenapa dia (yang menghujat) enggak beli bambu yang bagus? Dia banyak uang. Kenapa dia enggak pasang juga bendera di depan rumahnya?" kata Tamran di Balaikota DKI Jakarta, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis malam (19/7).
Adapun bambu dipilihnya sebagai bahan tiang bendera, karena memiliki nilai sejarah yang kuat, terutama bagi rakyat Indonesia.
"Prinsip kami bambu itukan dari dulu zaman nenek moyang. Bambu itu melawan Belanda. Itu kalau di Sulawesi bambu kalau dibuang sama saja membuang orang kecil. Sampai sekarang khususnya orang Sulawesi di pinggir pantai rumah masih pakai bambu tiangnya. Sangat berguna," tutur Tamran.
Ia dan 11 orang temannya swadaya sendiri untuk membeli 29 bendera di Pasar Senen, Jakarta Pusat, dan membeli bambu seadanya. Satu buah bambu ia bagi menjadi lima bilah.
"Bendera beli di Pasar Senen, bambu beli juga di Muara Baru, dana patungan dengan kawan-kawan. Ini inisitif dari saya," katanya.
Hal tersebut dilakukan mereka untuk turut memeriahkan dan menyalakan semangat Asian Games 2018 sampai ke tingkat masyarakat perumahan.
"Kami mau mendukung acara Asian Games. Kami semangat, kami meriahkan dan mendukung supaya ramai," jelasnya.
Perjuangan Tamran tidak sampai di sini. Setelah mendapat izin dan dukungan dari berbagai pihak, Tamran kembali mengumpulkan dana bersama teman-temannya untuk membeli 100 buah bendera.
"Tadi kami beli 100 bendera di Tanah Abang. Insya Allah akan dipasang lagi di Penjaringan RT 01 RW 17 Muara Baru," imbuh Tamran.(rmol)
Meski mendapat banyak hujatan dari warganet, Tamran tak kecil hati apalagi sampai putus asa. Padahal bendera hasil patungan dengan teman-temannya sempat diturunkan oleh petugas.
"Dihujat biasa-biasa saja, tambah senang saya. Kenapa dia (yang menghujat) enggak beli bambu yang bagus? Dia banyak uang. Kenapa dia enggak pasang juga bendera di depan rumahnya?" kata Tamran di Balaikota DKI Jakarta, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis malam (19/7).
Adapun bambu dipilihnya sebagai bahan tiang bendera, karena memiliki nilai sejarah yang kuat, terutama bagi rakyat Indonesia.
"Prinsip kami bambu itukan dari dulu zaman nenek moyang. Bambu itu melawan Belanda. Itu kalau di Sulawesi bambu kalau dibuang sama saja membuang orang kecil. Sampai sekarang khususnya orang Sulawesi di pinggir pantai rumah masih pakai bambu tiangnya. Sangat berguna," tutur Tamran.
Ia dan 11 orang temannya swadaya sendiri untuk membeli 29 bendera di Pasar Senen, Jakarta Pusat, dan membeli bambu seadanya. Satu buah bambu ia bagi menjadi lima bilah.
"Bendera beli di Pasar Senen, bambu beli juga di Muara Baru, dana patungan dengan kawan-kawan. Ini inisitif dari saya," katanya.
Hal tersebut dilakukan mereka untuk turut memeriahkan dan menyalakan semangat Asian Games 2018 sampai ke tingkat masyarakat perumahan.
"Kami mau mendukung acara Asian Games. Kami semangat, kami meriahkan dan mendukung supaya ramai," jelasnya.
Perjuangan Tamran tidak sampai di sini. Setelah mendapat izin dan dukungan dari berbagai pihak, Tamran kembali mengumpulkan dana bersama teman-temannya untuk membeli 100 buah bendera.
"Tadi kami beli 100 bendera di Tanah Abang. Insya Allah akan dipasang lagi di Penjaringan RT 01 RW 17 Muara Baru," imbuh Tamran.(rmol)


Posting Komentar untuk "Pencetus Bendera Asian Games Dari Bambu: Dihujat Biasa Saja, Tambah Senang Saya"