HEBOH...Running Text di Puskesmas Ini Berubah, Tiba-tiba Muncul Kata 'Pilih No. 2 Prabowo Sandi
Daftar Isi
Tangkapan layar dari video di medsos |
INDOMETRO.ID - Layar tulisan berjalan di Puskesmas Srondol, Semarang, membuat heboh pasien yang datang. Layar itu diretas dan muncul tulisan untuk mendukung paslon nomor 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Salah satu netizen memposting video teks berjalan itu. "hacked by: Sir.Kz0L|-L4EFY-| Ha Ha in Your System :v Pilih No. 2 PRABOWO SUBIANTO-SANDIAGA UNO," begitu bunyi penggalan teks yang berjalan. Tulisan berlanjut dengan pesan lain salah satunya mengajak unsubscribe Atta Halilintar.
Kepala Puskesmas, Muhammad Hidayanto, mengatakan dirinya mengetahui hal itu sekitar pukul 08.30 WIB. Saat itu dirinya sedang breafing dan mendapat informasi dari karyawannya.
"Saya tahunya pukul 08.30 WIB. Diberitahu karyawan saya ada tulisan itu," kata Hidayanto, Senin (4/3).
Ia pun mengambil tindakan cepat dengan meminta agar layar yang ada di ruang tunggu itu dimatikan. Hidayanto kemudian melaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Semarang.
"Itu menyambung dengan wifi, sudah di-password. Kalau dari kita tidak mungkin," kata dia sembari menambahkan pada pukul 13.00 WIB perangkat teks berjalan itu dicopot untuk mencegah hal tersebut terulang
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyono mengatakan saat itu pihaknya menelusuri rekaman CCTV setidaknya mengetahui adakah kemungkinan pelaku di antara pengunjung yang hadir.
"Apakah ada orang-orang yang menyaru di pasien, kok ya yang di-hack running text Puskesmas," kata Widoyono seperti dilansir Detik.com.
Diwawancara terpisah, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Jawa Tengah menegaskan tak terlibat kasus peretasan teks berjalan atau running text di Puskesmas Srondol Semarang menjadi ajakan memilih Prabowo-Sandi. BPN juga mempertanyakan sistem keamanan pada peralatan tersebut.
Juru bicara BPN Jawa Tengah, Sriyanto Saputro, mengatakan pihaknya juga terkejut terkait aksi hacker di layar teks berjalan itu. Ia menegaskan tidak pernah ada perintah untuk melakukan aksi tersebut kepada siapapun.
"Kita juga kaget, BPN tidak tahu apa lagi menginstruksikan," kata Sriyanto, Selasa (5/3).
Di sisi lain Sriyanto justru menyoroti sistem keamanan dari layar tersebut karena mudah diretas. Ia menyayangkan fasilitas umum yang menggunakan anggaran negara itu seharusnya sudah termasuk dengan antisipasi peretasan.
"Itu kan berarti sistem keamanannya lemah. Bahaya kan kalau sampai seperti di Jakarta dulu yang video tron ada video porno," tandas Sriyanto.
"Itu kan pakai duit negara, seharusnya (keamanan) sudah dipertimbangkan di era teknologi ini," imbuhnya.
Ia menyayangkan adanya peretasan di fasilitas umum tersebut. Mungkin saja, menurut Sriyanto, pelakunya adalah penggemar Prabowo yang sudah tidak betah dengan pemerintahan saat ini.
"Melihat ketidaknetralan pejabat, masyarakat kecil yang merasakan, mungkin, ada yang iseng mengekspresikannya seperti itu. Tapi itu caranya nggak pas," pungkasnya.
Pemerintah Kota Semarang belum akan melaporkan peristiwa peretasan layar teks berjalan di Puskesmas Srondol kepada kepolisian. Saat ini peristiwa itu masih dianggap sebagai kelalaian.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengatakan pihaknya juga heran kenapa yang diincar perangkat di Puskesmas. Dari hasil klarifikasi, pelakunya bukan dari orang dalam.
"Ini murni ada upaya dari pihak lain untuk mengganggu running text-nya Puskesmas. Ini bukan kerjaan pemerintah nih, tapi ada orang iseng dari pasangan lain yang coba mengganggu kinerja pemerintah," ujarnya di Semarang, Selasa (5/3).
Menurut lelaki yang akrab disapa Hendi tersebut, hingga saat ini masih belum ada keputusan untuk meneruskan peristiwa itu kepada kepolisian. Menurutnya kejadian kali ini dianggap kelalaian petugas Puskesmas.
"Sementara belum, masih melihat perlu diklarifikasi aja di medsos. Untuk ke persoalan hukum saya rasa ndak lah, buang energi, nanti kalau sudah kebangetan, masif di mana-mana baru kita laporkan itu. Saya sih anggap saja ini kelalaian dari petugas Puskesmas," jelasnya.
"Buat kami, yang perlu sekarang ini adalah kinerja pelayanan tetap berjalan dengan baik, masyarakat tahu bahwa itu orang iseng bukan dari aparat pemerintah," imbuhnya.
Sedangkan selaku Ketua DPC PDIP Kota Semarang, Hendi menegaskan pihaknya tetap tancap gas untuk pemenangan meski sempat ada kejadian di Puskesmas tersebut. "Pesan saya tetap semangat, kurang 44 hari lagi, gas pol rem blong," tegasnya.(vv)
Posting Komentar