![]() |
ist |
INDOMETRO.ID - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membela keputusannya yang memerintahkan pembunuhan terhadap komandan pasukan elite Quds, Garda Revolusi Iran (IRGC), Qasem Soleimani.
Trump mengatakan, Soleimani menjadi sasaran karena dia merencanakan penyerangan terhadap para diplomat AS.
“Soleimani
merencanakan serangan segera dan menakutkan terhadap para diplomat dan
personel militer AS, tapi kami menggagalkan dan menghentikannya,” kata
Trump, dalam pernyataan di stasiun televisi, seperti dilaporkan AFP, Sabtu (4/1/2020).
Lebih lanjut Trump mengatakan, pembunuhan terhadap jenderal Soleimani bukan bermaksud untuk menggulingkan pemerintahan Iran.
AS, lanjut Trump, juga tak ingin berperang dengan Iran dan berusaha menurunkan tensi dan ketegangan di kawasan.
“Kami mengambil tindakan untuk menghentikan perang. Kami tidak mengambil tindakan untuk memulai perang," ujarnya.
Di kesempatan berbeda, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan Soleimani merencanakan tindakan yang mengancam keamanan warga AS.
"Dia
secara aktif merencanakan tindakan di kawasan itu, tindakan besar,
seperti yang dia jelaskan, yang akan membuat puluhan bahkan ratusan
nyawa warga Amerika dalam bahaya," kata Pompeo, kepada CNN.
“Kami
tahu (rencana) itu sudah dekat," tutur Pompeo lagi, merujuk pada
serangan terhadap AS di Irak, tanpa menjelaskan secara rinci jenis
operasi yang direncanakan.
Dia
menjelaskan, semua informasi soal rencana serangan yang disusun
Soleimani terhadap AS didapat dari intelijen. Dari informasi itulah,
pemerintah membuat penilaian yang ditindaklanjuti dengan memutuskan
serangan terhadap Soleimani.
Pompeo mengaku telah menghubungi pejabat di seluruh dunia untuk menjelaskan pembunuhan Soleimani. Di
antara yang dia telepon adalah anggota biro politik China Yang Jiechi,
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, kepala militer Pakistan Qamar Javed
Bajwa, Menlu Inggris, Menlu Jerman, Menlu Rusia, dan Putra Mahkota Abu
Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
Pompeo juga berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman.
Sebelumnya
dia juga menyebut Aas'ib Ahl Al Haq (AAH), kelompok di Irak yang
didanai dan dilatih oleh Pasukan Garda Revolusi Iran, sebagai teroris
dan memblokir aset organisasi serta dua pemimpinnya.
"AAH
dan para pemimpinnya adalah proksi Republik Islam Iran. Bertindak atas
nama tuan mereka di Teheran, mereka menggunakan kekerasan dan teror
untuk mewujudkan upaya rezim Iran dalam melemahkan kedaulatan Irak,”
kata Pompeo.
berita ini bersumber dari inews
Posting Komentar untuk "Jenderal Iran Soleimani Dibunuh, Trump: AS Tak Ingin Perang dengan Iran"