SMPN 3 Bondowoso Gelar Seminar MPLS, "Membangun Budaya Meraki"

Daftar Isi


Bondowoso - indometro.id.

Seminar MPLS Menyenangkan bertemakan Membangun Budaya Meraki, sebagai persiapan pelaksanaan MPLS untuk siswa baru, dilaksanakan oleh SMPN 3 Bondowoso, Selasa 11 Januari 2023. 


Acara dibuka oleh moderator Bapak M. Hamid Trisno, S.Pd.,Gr yang menjabat sebagai urusan kesiswaan, dengan Nara sumber Ibu Anik Sudiartini, S.Pd.,M.Pd KS SMK berprestasi tingkat Nasional sekaligus ketua GSM Kab. Bondowoso, yang telah menginspirasi SMPN 3 Bondowoso, sampai akhirnya SMPN 3 Bondowoso menjadi pelopor Gerakan Sekolah Menyenangkan Tingkat SMP se Kab. Bondowoso. 


Dengan penuh semangat Bu Anik Sudiartini, S.Pd.,M.Pd berbagi ilmu tentang Meraki kepada para guru dan TU SMPN 3 Bondowoso, bahwa meraki yang berarti cinta, jiwa dan kreativitas haruslah menjadi habit atau kebiasaan di sekolah ini, karena SMPN 3 Bondowoso menurut Ibu Anik, adalah sekolah yang telah menjadi pilihan bagi masyarakat Bondowoso, sehingga saat orang tua ditanya mengapa menyekolahkan anaknya di SMPN 3 Bondowoso, jawabannya karena guru-guru SMPN 3 Bondowoso itu terkenal sangat “open” sangat “telaten” terhadap siswanya, tidak “cuek” tapi ramah dan bersahabat terutama saat ada tamu atau wali murid yang datang ke SMPN 3 Bondowoso, katanya 


Sekolah seperti inilah yang diinginkan oleh masyarakat saat ini, yaitu sekolah yang tidak hanya membanggakan dibidang prestasi akademik maupun non akademik, tapi juga karakter, dan itu bisa diraih salah satunya jika Guru dan TU nya menerapkan budaya meraki, “masak kalah pada pegawai Indomaret atau alfa mart, yang setiap konsumen datang dan pergi selalu disapa dengan ramah," lanjut Anik dengan disambut gelak tawa oleh para guru dan TU SMPN 3 Bondowoso. 


Elok Riskiyah KS SMPN 3 Bondowoso, sekaligus keynote speaker memberikan pencerahan kepada para guru dan TU yang diawali dengan pembacaan CV beliau oleh Moderator Bapak M. Hamid Trisno, S.Pd.,Gr. Saya Bersama SMPN 3 Bondowoso ini sudah 2 tahun 4 bulan, begitulah Elok memulai pembicaraannya, ada beberapa prestasi dan inovasi baik siswa, Guru dan TU telah diraih, hal ini bukan berarti berpuas diri dengan prestasi dan inovasi, tapi harus selalu berbenah diri, untuk memberikan yang terbaik dalam Pendidikan, yang inti dari Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah berhamba kepada sang anak, 


Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah student-centered. Metode Among, tercermin di semboyan Tut Wuri Handayani, adalah metode yang berhamba pada sang anak, Bapak Pendidikan kita sejak tahun 1922 sudah mengenalkan dan mengajarkan kita pada filosofi pendidikan yang berpusat pada siswa, hal ini seharusnya tidak asing bagi semua pemangku kepentingan pendidikan Indonesia, namun sampai dengan saat ini pendidikan yang dicita-citakan Bapak Pendidikan Nasional kita, Ki Hadjar Dewantara, belum sepenuhnya terlaksana karena beberapa faktor, salah satunya berkaitan dengan persoalan administratif yang mengakibatkan pendidik terbelenggu dalam suatu sistem yang kaku, kata elok,


Padahal pendidikan yang memanusiakan dan memerdekakan adalah pendidikan yang berpihak dan berhamba pada anak didik dengan tujuan untuk memaksimalkan potensi minat dan bakat yang dimiliki setiap anak, guru tidak lagi berperan sebagai sumber utama dalam pengetahuan, melainkan berperan sebagai fasilitator yang mendampingi proses pembelajaran dan melayani kebutuhan anak didik dengan memenuhi hal yang bisa membuat anak didik tersebut berkembang secara optimal salah satunya adalah membuat suasana nyaman untuk belajar, sebab jika anak didik sudah nyaman maka akan memiliki perasaan yang senang dan jika sudah senang maka apapun yang diberikan untuk memaksimalkan potensinya akan tercapai, dan inilah yang menjadi dasar utama SMPN 3 Bondowoso mengadakam seminar, yaitu ingin memberikan pelayanan yang maksimal kepada peserta didik, dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan, lanjut elok,


Sudah saatnya SMPN 3 Bondowoso ini, lebih meningkatkan pelayanannya, lebih berhamba kepada anak, dan lebih menekankan pada peningkatan karakter siswa/budi pekerti, prestasi akademik dan non akademik tetap kita pertahankan bahkan ditingkatkan, tapi dengan hanya mengejar prestasi saja itu tidak cukup, ucapnya.


Masyarakat saat ini sudah mengerti akan pentingnya karakter, pentingnya budi pekerti, sehingga yang diburu oleh masyarakat atau orang tua, tidak hanya sekolah berprestasi akademik dan non akademik, tapi sekolah berkarakter, sekolah yang berhamba kepada peserta didik, sekolah yang membuat mereka nyaman dan betah di sekolah, karena KS, guru dan TU nya memberikan pelayanan yang optimal, memberikan pelayanan dari kesungguhan hati bukan berdrama dan pemberian hati yang palsu, karena hati anak tak akan terpaut dengan hati guru yang jika hatinya adalah hati imitasi, tegasnya.


Membangun budaya meraki yang nantinya akan dibahas, dipahamkan, di hujamkan kedalam hati kita para guru dan TU oleh pakar GSM Ibu Anik Sudiartini, S.Pd.,M.Pd dengan waktu yang singkat sekitar 2 jam, tapi jika kita mengikutinya dengan cara membuka paradigma kita, bergerak dari zona nyaman, berniat untuk merubah pola pelayanan kita kepada anak, mungkin waktu 2 jam tidaklah cukup, tapi kita harus yakin jika niat yang kita bangun mengikuti seminar ini adalah adalah niat ibadah, niat mengemban amanah, Insyaallah walaupun hanya 2 jam, tapi bermakna, berkualitas, sesuai dengan kebutuhan kita, dan tentunya kita secara kontinyu untuk mempraktekkannya di kelas-kelas kita, bukan hanya di awal tapi seterusnya selama budaya meraki ini sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sesuai dengan perkembangan zaman, karena kita kenal Sabda Rasulullah SAW: "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu, sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian". Artinya, ilmu itu bersifat dinamis dan tidak tetap, keberadaannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa depan, tambah elok


Selamat Bermeraki Bapak/Ibu semua, Terima kasih Ibu Anik, untuk yang kesekian kalinya memberikan inspirasi bagi kami SMPN 3 Bondowoso, khususnya bagi saya pribadi, demikian Elok mengakhiri sambutannya. 


(eko/AR).

Posting Komentar



#
banner image