Manggarai Timur,indometro.id -
Isu strategis kabupaten Manggarai Timur adalah indeks pembangunan manusia, Pengangguran, kemiskinan, KKN dan lain sebagainya seperti keuangan daerah.
Seperti yang kita ketahui pemerintah Manggarai Timur telah menyusun visi misi pembangunan daerah yang berbasis lokal seperti pertanian, pariwisata, industri kecil, koperasi dan UMKM dan pembangunan desa berbasis lokal.
Dalam perkembangan saat ini Manggarai Timur telah membuktikan kerja nyata melalui Dinas Pertanian, dimana program kerja dari Dinas Pertanian ini sedikit ngeri dan perlu di apresiasi .
Namun terbayang tidak, di samping pencapaian yang amat luar biasa ini dimana di setiap pelosok desa atau kampung telah sukses membentuk kelompok Tani tetapi ada suatu kepentingan yang terabaikan oleh pemerintah kabupaten Manggarai Timur.
Dimana pada tahun 2023 ini, hampir seluruh masyarakat yang mengalami kegagalan panen yang luar biasa, dimana ada sebagian orang karena beralasan ambruknya bendungan yang menjadi sumber air mereka.
Pada kasus ini tentunya sebuah tamparan keras terhadap pemerintah kabupaten Manggarai Timur, dimana Pemda kabupaten Manggarai Timur telah melompat jauh namun mengabaikan infrastruktur dasar sehingga pencapaian yang tadinya luar biasa menjadi luar binasa.
Lebih lanjut, orang nomor satu di kabupaten Manggarai Timur telah memposting di akun media sosialnya yaitu Instagram, dalam postingan itu ia menghadiri acara penting setingkat Asia, atau mewakili delegasi Indonesia dan juga sebagai pembicara yaitu berbagi pengalaman.
Dalam postingan itu ia menjelaskan pengalaman yang di lakukan kabupaten Manggarai Timur terkait dengan pengembangan pertanian organik di Manggarai Timur, diantaranya sertifikasi sorgum dan menetapkan peraturan daerah terkait sorgum sebagai salah satu alternatif makanan untuk ketahanan pangan.
Kedengaran bagus sih, cuma kita sarankan agar pemerintah kabupaten Manggarai Timur agar bekerja sesuai kebutuhan masyarakat, sorgum di Manggarai Timur atau khusus NTT bukan sebagai kebutuhan utama hanya saja sorgum sebagai kebutuhan sekunder (kebutuhan tambahan).
Namun kita menghargai atas niat baik beliau tetapi alangkah baiknya kalau lebih dulu untuk fokus memenuhi kebutuhan yang menjadi hal yang paling mendasar, saat ini harga beras melonjak tinggi, masyarakat kewalahan dalam memenuhi kebutuhan setiap hari.
Harga tanaman mereka seperti kemiri, kopi dan lain sebagainya tidak berbanding dengan harga beras, tentu ini menjadi kesulitan masyarakat Manggarai Timur.
Bagaimana pemerintah berencana mencegah stanting sementara keperluan masyarakat saja belum terpenuhi, masyarakat gagal panen tahun ini . Apakah kita mengkonsumsi sorgum sebagai barang pengantinnya?.
Jawabannya sangat tidak mungkin, karena sorgum itu tidak bisa menjadi kebutuhan utama karena unsur kadar didalamnya, sama jagung saja dia kalah apalagi dengan yang lain.
Nah, hal-hal semacam ini yang harus di pahami oleh seorang pemimpin, dia harus ngerti bagaimana kebutuhan yang paling mendasar yang sesuai dengan realita yang ada bukan hanya untuk modal retorika demi mendapatkan penghargaan orang luar namun tidak mengerti di lapangan.
Harapan kita agar pemerintah bijak dalam mengambil keputusan dan kebijakan, agar Manggarai Timur kedepannya bisa menyaingi daerah lain atau tetangganya.
Posting Komentar untuk "Retorika Di Labrak Realita, Masalah MATIM Tak Kunjung Usai "