Bencana Alam di Humbang Hasundutan Apakah Faktor Minimnya Pengetahuan Sumber Daya Manusia?

Daftar Isi



                                 


 Indometro,id-Doloksanggul


Degradasi Lingkungan

Aspek penting untuk kesinambungan makhluk hidup di atas Bumi merupakan suatu yang

mutlak diupayakan pelestariannya sehingga kelangsungan hidup makhluk hidup tersebut dapat

terpenuhi tanpa merusak dan mengeksploitasi dengan bebas.

Saat ini secara evolusi lingkungan hidup telah mengalami fase degradasi. Menurunnya kualitas

lingkungan hidup disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya karena kurangnya

pengetahuan manusia atas dampak atau risiko yang akan timbul, seperti bencana alam,

perubahan iklim, hingga pencemaran lingkungan terjadi baik secara sengaja maupun tidak

sengaja yang dilakukan oleh individu-individu, kelompok masyarakat, lembaga keluarga,

industri, bahkan birokrasi.

Degradasi yang bermakna penurunan, kemerosotan, maupun kemunduran. Dengan demikian

degradasi lingkungan merupakan adanya penurunan, kemerosotan, dan kemunduran kualitas

dan kuantitas lingkungan. Degradasi lingkungan ini terjadi karena perilaku manusia secara

umum yang mengambil dan mengeksploitasi Sumber Daya Alam secara berlebih, menebang

pepohonan, membakar hutan, mengeruk berbagai jenis tambang, membuang sampah, populasi

penduduk, industri, tidak adanya Andal ( Analisa Dampak Lingkungan), secara khusus

kurangnya pengetahuan Sumber Daya Manusia dalam aspek Amdal ( Analisa Mengenai

Dampak Lingkungan).

Amdal merupakan konsep dalam Upaya Pelestarian Lingkungan ( UPL) dan Upaya

Kelangsungan Lingkungan ( UKL). UPL dan UKL adalah dokumen izin lingkungan yang

disetujui oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, DLHK Provinsi, dan DLHK

Kabupaten/Kota. Namun jika melihat sistem pengelolaan lingkungan oleh birokrasi saat ini

belum terintegrasi dari pusat hingga ke daerah-daerah secara komprehensif.

Kurangnya personal SDM yang memiliki kompetensi di beberapa DLHK Provinsi dan DLHK

Kabupaten/Kota berdampak pada penataan rencana Tata Ruang dan Rencana Wilayah (

RTRW) sehingga berdampak pada konsep pembangunan yang tidak berorientasi pada

pembangunan yang berkesinambungan (sustainable development) sebagaimana konsep

pelestarian dan kelangsungan equilibrium ( keseimbangan) yang ramah lingkungan. Padahal

setiap kegiatan manusia yang tidak memiliki pengetahuan tentang degradasi lingkungan atas

dampak yang akan timbul akan melahirkan dampak negatif secara perlahan akan semakin

membesar. Salah satu contohnya adalah yaitu deforestasi terjadi karena perilaku dan kegiatan Manusia dan berbagai alasan.


Faktor Manusia

Sumbangan faktor terjadinya degradasi lingkungan sebagaimana contoh deforestasi adalah

karena manusia tidak memikirkan dampak luas atas perilakunya. Hilangnya pepohonan karena

penebangan untuk keperluan lahan pembangunan, penebangan liar (illegal logging) oleh

masyarakat atau pengusaha industri perkayuan, pohon komoditi yang menguntungkan, dibakar

untuk keperluan tertentu, dll.

Dampak nyatanya atas perilaku manusia yang tidak memiliki ilmu pengetahuan, dan kurangnya

sumber daya birokrasi yang tidak memiliki konsep pembangunan berkelanjutan sehingga terjadi

degradasi lingkungan yang masif yang mengakibatkan fatalitas (kematian) karena bencana

alam, longsor, dan banjir bandang sebagaimana yang terjadi di Bakara Humbang Hasundutan

baru-baru ini.

Reboisasi

Salah satu upaya pelestarian lingkungan dan upaya kelangsungan lingkungan yang

berwawasan pembangunan berkelanjutan adalah reboisasi hutan. Melalui reboisasi akan

bermanfaat untuk mencegah penurunan kualitas dan kuantitas yang telah terjadi. Namun akan

membuat pemulihan (recovery)

keseimbangan lingkungan secara evolusi, dan juga mencegah erosi tanah akibat curah hujan

yang berturut-turut serta menjaga struktur kontur tanah agar tetap seimbang dan tidak rusak.

Dengan demikian, fenomena bencana alam seperti tanah longsor, banjir bandang, kebakaran

hutan, perubahan iklim, pemanasan global merupakan unsur sumbangan faktor perilaku

manusia yang dilakukan dengan kesadaran, namun tidak memikirkan dampak luas atas

tindakannya. Korban fatalitas dan hancurnya infrastruktur serta hancurnya rumah-rumah

masyarakat merupakan dampak degradasi lingkungan oleh faktor perilaku manusia. Kerugian

fisik dan material yang terjadi di Bakara-Humbang Hasundutan memungkinkan disebabkan

faktor minimnya pengetahuan masyarakat setempat dan kurang personal SDM birokrasi di

lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang memiliki kompetensi tentang konsep

pembangunan berkelanjutan, belum terintegrasi secara komprehensif hirarki pengawasan,

pembinaan, sosialisasi KLHK dan DLHK sesuai kewenangannya masing-masing, serta

kurangnya atau minimnya pengetahuan masyarakat atas tindakan eksploitasi hutan sehingga

menimbulkan degradasi lingkungan yang berakibat menghilangkan korban jiwa, kerugian

materil, nonmaterial, dan habitat satwa yang hidup di atasnya.

                                              

Penulis,Barani Sihite





Posting Komentar

Follow Yuk!

@indometromedia
banner image