Mahasiswa KKN UAD Beri Penyuluhan Pencegahan Stunting di Dusun Wiroyoso
BANJARNEGARA (JAWA TENGAH), INDOMETRO.id - Kondisi kekurangan gizi pada bayi di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang disebut dengan stunting termasuk dalam masalah nasional yang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus dari berbagai pihak, baik itu keluarga maupun pemerintah.
Menyadari bahwa hal yang cukup penting dalam menghadapi masalah stunting adalah faktor kesadaran diri sendiri, tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta reguler periode 119 unit II.C.I berupaya untuk membantu masyarakat mengenali apa itu stunting melalui edukasi dan sosialisasi cara pencegahannya, Kamis 1 Februari 2024 lalu, kepada warga Dusun Wiroyoso, Desa Pasurenan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Tim mahasiswa KKN UAD terdiri dari Ketua Naufal Firoos Asy Syarif dan Angota Vika Islamiyati, Vickri Nur Fadillah, Arum Puspita Sari, Isna Rafika Salamah, Sri Rahayu Effendi, Makhrus Syahdath, Mu'Aziz Latif dan Auliyaa Yoshi Faradilla dengan didampingi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Nurul Satria Abdi, S.H., M.H.
Naufal menuturkan, penyuluhan stunting kepada masyarakat itu berkerja sama dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Batur melalui kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) rutin bulanan supaya lebih mudah dan bisa menjangkau lebih luas masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan ini.
"Antusias masyarakat ternyata cukup baik sehingga kegiatan penyuluhan stunting dapat berjalan dengan lancar dan maksimal. Kami sadar apa yang kami lakukan mungkin tidak dapat menangani kasus stunting secara langsung," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Rabu 6 Maret 2024.
Tapi setidaknya, menurut Naufal, wawasan masyarakat desa Pasurenan terhadap permasalahan stunting ini menjadi lebih terbuka. Dia berharap hal kecil yang telah dilakukan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat kedepannya.
"Diharapkan adanya kesinambungan untuk terus berupaya mengentaskan kasus stunting khususnya di wilayah Desa pasurenan dengan memberikan solusi yang lebih baik dan inovatif," ungkapnya.
Lebih lanjut, Naufal menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi pada manusia yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan rata-rata tinggi anak seusianya.
Pengurangan stunting pada anak merupakan tujuan pertama dari 6 tujuan dalam target gizi global untuk tahun 2025.
Di Indonesia sendiri kasus stunting mendapatkan perhatian khusus, salah satunya melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang telah berupaya untuk mencegah stunting.
Kemenkes mempunyai 3 program dalam menangani kasus stunting ini, diantaranya adalah pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi para remaja putri.
Kemudian, melakukan pemeriksaan kehamilan serta pemberian gizi tambahan pada ibu hamil untuk mencukupi gizi dan zat besi pada ibu hamil.
Dan, pemberian makanan tambahan yang mengandung protein hewani dan zat besi kepada ibu hamil.***
Posting Komentar