Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting, Aisyiyah Latih Fasilitator KGPP Provinsi Lampung

Daftar Isi


KOMITMEN ENTASKAN STUNTING - Tim Majelis Kesehatan (MaKes) Pimpinan Pusat Aisyiyah (PPA) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) diterima oleh Staf Ahli Bupati Lampung Tengah di kantor bupati


INDOMETRO.id | LAMPUNG - Majelis Kesehatan (MaKes) Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Lampung mengadakan Pelatihan Fasilitator Pendamping Kesetaraan Gender Pemberdayaan Perempuan (KGPP) dalam rangka Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting di Provinsi Lampung, bertempat di Gedung Dakwah PWA di Jalan Tulang Bawang No.33, Kelurahan/Kecamatan Enggal, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, selama 2 hari Selasa dan Rabu 21-22 Mei 2024.


Kegiatan ini dilaksanakan oleh MaKes PWA Lampung melalui kerja sama antara MaKes Pimpinan Pusat Aisyiyah (PPA) dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).


Sehari sebelum dilaksanakan pelatihan fasilitator, tim dari MaKes PPA dan KPPPA melakukan advokasi ke Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Lampung yang diterima oleh Zainal Abidin Staf Ahli Gubernur bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.


"Pemda Provinsi Lampung  sangat mengapresiasi dan mendukung program yang akan dilakukan di Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Pringsewu dan Kabupaten Lampung Tengah," kata Zainal Abidin, dalam keterangan tertulis, Jumat 31 Mei 2024.


Setelah selesai advokasi Pemda Provinsi, tim berbagi melanjutkan perjalanan untuk melakukan advokasi ke 3 pemerintah kabupaten (pemkab).


Di Kabupaten Pesawaran tim diterima oleh Bupati  dan Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sekaligus sebagai ketua Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting yang didampingi oleh OPD terkait.


Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona memberikan apresiasi dan mendukung penuh program yang akan dilakukan.


"Sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap program dan berbagai kegiatan, kader Aisyiyah yang sudah dilatih akan ditetapkan dengan Keputusan Bupati sehingga dapat menjadi bagian dari tim penggerak secara bersama-sama dengan tim percepatan penurunan stunting di Kabupten Pesawaran," kata Dendi Ramadhona.


Di Kabupaten Lampung Tengah tim diterima oleh staf ahli bupati didampingi oleh OPD terkait.


Dukungan dan apresiasi juga diberikan dengan menugaskan OPD terkait untuk melibatkan dan mengikutsertakan fasilitator dari Aisyiyah yang sudah dilatih dalam kegiatan-kegiatan upaya pencegahan stunting di Kabupaten Lampung Tengah.


Di Kabupaten Pringsewu tim juga diterima oleh staf ahli bupati dan OPD terkait yang juga mengapresiasi dan mendukung kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya pencegahan dan penuruan stunting di Kabupaten Pringsewu.


Acara pelatihan dibuka secara resmi oleh Ketua MaKes PPA Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., kemudian dilanjutkan dengan sambutan pengarahan dari Indra Gunawan Plt. Deputi Kesetaraan Gender KPPPA yang disampaikan secara online melalui zoom.


Warsiti menuturkan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran Aisyiyah dalam  upaya Pencegahan dan Penurunan Stunting di Provinsi Lampung.


Menurut Warsiti, keberhasilan dari sebuah program dalam menjalankan implementasi di lapangan tidak lepas dari adanya monitoring dan evaluasi, baik selama dalam perjalanan maupun sesudah kegiatan selesai dilaksanakan, agar diketahui perkembangan, hambatan dan target capaian yang telah ditetapkan.


"Untuk itu, pascapelatihan tetap diharapkan arahan dan bimbingan dari MaKes PWA Lampung dengan selalu melakukan monitoring dan evaluasi (monev) pada semua fasilitator dalam implementasinya di lapangan," ujarnya.


Warsiti mengharapkan program ini bisa menjadi pemicu bagi kabupaten lain di Provinsi Lampung.


"Dengan cara mereplikasi model yang sudah dilaksanakan oleh fasilitator di 3 Kabupaten," ungkapnya.


Sementara itu, Indra Gunawan menyampaikan, angka stunting di Provinsi Lampung mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam dua tahun terakhir namun belum mencapai target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024.


"Sehingga masih memerlukan  upaya untuk pencapaian dengan cara  kolaborasi dengan berbagai sektor termasuk kolaborasi dengan Aisyiyah," ucapnya.


Pada pelatihan KGPP kali ini dilatih sebanyak 60 orang Fasilitator kader Aisyiyah lintas majelis yang terdiri atas MaKes, Majelis Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dasar dan Menengah (Dasmen), Tabligh dan Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA).


Mereka berasal dari 3 Kabupaten, masing-masing dengan 20 orang peserta yang ikut secara luring, sedangkan kader dari kabupaten yang tidak terpilih untuk program diikutsertakan sebagai peserta secara daring melalui zoom minimal 2 orang tiap kabupaten.


Selama pelatihan peserta mendapatkan materi dari para narasumber, pertama dari KPPPA Anggin Nuzula Rahma menyampaikan tentang "Konsep Gender dan Pengarusutamaan Gender, Isu Gender dalam upaya penurunan stunting."


Kedua, Annisa dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung menyampaikan materi "Upaya Penurunan Stunting, Rencana Aksi Daerah dan Target Pencapaian di Provinsi Lampung.”


Ketiga, Chairunnisa dari MaKes PPA menyajikan materi “Gerakan Aisyiyah Sehat (GRASS) dan Peran Kader dalam Upaya Pencegahan dan Penurunan  Stunting.”.


Selanjutnya keempat diberikan pula materi “Pentingnya Literasi dalam Penurunan Stunting” oleh Ketua Majelis PAUD Dasmen PPA Dra. Fitni Wilis, M.Pd.


Kemudian, Pelatihan Fasilitator Pendamping KGPP dilanjutkan dengan pembuatan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang harus dibuat oleh setiap kader untuk diimplementasikan di masyarakat dengan dibimbing oleh Diah Lestari Budiarti.


Selain materi utama dari para narasumber peserta pelatihan juga dibekali dengan teknik edukasi langsung dan teknik edukasi melalui media sosial WAG, IG, FB dengan sasaran khusus Remaja, Pasangan Usia Subur (PUS), Ibu Hamil dan Menyusui dan Ibu yang memiliki anak usia bawah lima tahun (balita).


Peserta juga belajar tentang cara penggunaan perangkat media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)  yang dibuat oleh tim KPPA dan MaKes PPA.


Fasilitator KGPP yang telah dilatih akan melakukan edukasi langsung kepada masyarakat sasaran baik individu maupun kelompok juga edukasi tidak langsung melalui media sosial yang dimilikinya (WAG, IG, FB, TikTok, X dan YouTube).


Sebagai bekal untuk edukasi selain mendapatkan materi dari para narasumber, kader juga dibekali media KIE berupa leaflet dan e-Flyer yang dapat dipergunakan oleh masing-masing fasilitator dalam melakukan edukasi.***

Posting Komentar



#
banner image