Pemda Indramayu Beri Edukasi Soal DBD, Warga Minta Fogging Massal di Sekolah
Indramayu,Indometro.id
Bupati Indramayu Nina Agustina melalui Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Indramayu, dr. Wawan Ridwan, mengingatkan warga agar hati-hati dengan penyakit Demam Berdarah (DBD), terutama kepada anak-anak usia sekolah.
"Dalam rangka menekan angka kejadian DBD pada anak sekolah, Dinkes akan melaksanakan edukasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan fogging di sekolah-sekolah terutama SD dan SMP. Pelaksanaannya akan kami koordinasikan dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan," jelasnya.
Dr. Wawan juga menjelaskan bahwa tahun ini, akibat pengaruh iklim El Nino, kasus DBD meningkat sejak Januari dan diperkirakan bisa terjadi sepanjang tahun.
"Penyakit DBD adalah penyakit tahunan yang biasanya dipicu pergantian musim dari kemarau ke hujan. Namun, untuk tahun 2024, karena pengaruh El Nino, DBD terjadi sejak awal tahun dan diperkirakan bisa terjadi sepanjang tahun," tambahnya.
Untuk mencegah meluasnya wabah DBD, dr. Wawan menghimbau masyarakat untuk melaksanakan PSN dengan 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang plus menghindari gigitan nyamuk).
"Dinas Kesehatan juga memberikan edukasi tentang bahaya DBD dan upaya pencegahannya serta melakukan penyemprotan insektisida pembunuh nyamuk atau fogging," tuturnya.
Meskipun demikian, dr. Wawan mengingatkan bahwa fogging adalah pilihan terakhir karena dampak lingkungannya dan efektivitasnya yang hanya bertahan selama dua minggu.
"Kami mengimbau masyarakat untuk melakukan PSN dan menerapkan program Juru Pemantau Jentik Nyamuk (Jumantik), yaitu setiap rumah memiliki satu orang pemantau jentik di rumahnya masing-masing," tutupnya.
Masyarakat Indramayu berharap dengan respon cepat pemerintah bisa mengatasi wabah ini sebelum lebih banyak anak menjadi korban.
Kali ini, seorang anak SD dari Desa Arahan, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu, dari Ali, menjadi korban terbaru penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk ini.
Anaknya Ali kini dirawat intensif di RS Mitra Plumbon Widasari, Indramayu.
Ali ayah dari korban, mengungkapkan keprihatinannya atas maraknya kasus DBD di wilayahnya.
"Anak saya yang masih duduk di bangku SD terjangkit DBD. Kami meminta kepada pihak terkait untuk segera mengambil langkah kongkret dengan melakukan pencegahan, termasuk fogging, terutama di sekolah-sekolah dasar," ujarnya dengan nada penuh harap, Minggu (21/07/2024).
(MT Jahol)
Posting Komentar