Komunitas Hindu SBN Narogong Berpartisipasi Ngayah Menjelang Pujawali Pura di Bekasi
Dalam kegiatan ngayah ini, umat dari SBN Narogong bergabung dengan umat lainnya dari berbagai penjuru Jabodetabek. Ini adalah bukti nyata semangat ngayah, yang merupakan wujud bhakti dan dedikasi mereka terhadap tradisi serta nilai-nilai Hindu yang diwariskan oleh leluhur. Ngayah, yang dalam ajaran Hindu diartikan sebagai pengabdian tanpa pamrih, menjadi jembatan spiritual antara umat dengan Tuhan, leluhur, dan masyarakat.
Ketua Sub Banjar Narogong, Nyoman Abadi, menegaskan bahwa ngayah bukan sekadar rutinitas atau kewajiban, melainkan manifestasi dari dharma yang mencakup seluruh aspek kehidupan umat Hindu. Bagi warga SBN yang merupakan perantau asal Bali dan Jawa, ngayah menjelang piodalan memiliki makna yang lebih mendalam. Meskipun jauh dari kampung halaman, mereka tetap menjaga keluhuran adat dan agama, menunjukkan bahwa jarak geografis tidak memudarkan nilai-nilai spiritual yang mereka pegang teguh. Bahkan, nilai-nilai tersebut semakin kokoh ketika dipadukan dengan budaya Jawa Barat (Pasundan).
"Sloka ini menjadi landasan bagi kami warga SBN dalam menjalankan ngayah. Kami mengabdikan tenaga dan pikiran untuk kelancaran piodalan atau pujawali PAJP yang akan dilangsungkan pada Hari Tumpek Wariga, Sabtu depan (31/08/2024), dengan penuh keikhlasan, tanpa mengharapkan pujian atau imbalan materi," ujar Nyoman.
Nyoman juga menambahkan bahwa tantangan untuk menjalankan ngayah di perantauan lebih berat. Keterbatasan waktu, jarak, dan fasilitas sering kali menjadi kendala. Namun, ia merasa bangga karena kegiatan ngayah saat ini mulai melibatkan anak muda yang tergabung dalam sekaa teruna (muda-mudi).
"Kami bangga membawa serta muda-mudi SBN. Mereka turut serta mengorganisir berbagai kegiatan persiapan pujawali, mulai dari persiapan sarana upacara, menjaga kebersihan, hingga menghias dekorasi pura. Semua dilakukan demi suksesnya piodalan dan demi menjaga kelestarian budaya di tanah rantau," imbuhnya.
Dengan demikian, ngayah menjelang piodalan bagi muda-mudi SBN bukan hanya tentang menjalankan ritual agama, tetapi juga tentang memperkuat ikatan spiritual, melestarikan budaya, dan menunjukkan bahwa nilai-nilai Hindu yang ajeg, semakin hidup dan berkembang.
"Seperti yang diajarkan dalam Sloka Bhagavad Gita 18.47, lebih baik menjalankan dharma sendiri walaupun tidak sempurna, daripada menjalankan dharma orang lain dengan sempurna. Kami warga Hindu SBN menjalankan dharma ngayah ini dengan penuh keyakinan, bahwa dalam setiap pengabdian terdapat keberkahan yang tak ternilai harganya," pungkasnya. (Dewa).
Posting Komentar