Tokoh Pemuda Tabir Raya, Menyayangkan Politik Jegal, Mencenderai Demokrasi
Indometro//Merangin. Tokoh Pemuda Tabir Raya, Sukma Taupik, menyayangkan politik borong partai yang di lakukan oleh salah satu bakal calon Bupati Merangin. Langkah tersebut secara tidak langsung untuk menghambat atau menjegal lawan politik untuk bisa maju dalam kontestasi pilkada merangin 2024.
Menjegal lawan politik agar tidak/bisa maju sebagi kompetitor, dalam pilkada boleh di katakan politik kotor yang di lakukan secara sistimatis, teroganisir sehingga kecurangan bisa saja terjadi di semua tingkatan.
Partai politik sebagai saluran partisipasi rakyat dalam proses demokrasi (mengambil keputusan), harus bertanggung jawab atas kemunduran demokrasi di tali undang tambang teliti (Kabupaten Merangin) yang kita cintai ini.
Politik kotor dibungkus dengan kemunafikan, didukung oleh kekuatan yang terorganisir, sistematis, dengan cara memborong partai adalah bentuk dari tidak jentelmennya calon pemimpin tersebut, beradu argumentasi, Visi dan Misi membangun Merangin dalam merebut hati rakyat.
Sukma Taupik, tokoh muda tabir raya, menyampaikan pada awak media indometro, melalu sambungan telpon, kita harus lawan politik kotor yang di bungkus dengan kemunafikan, terorganisir, sistematis, diduga ada niat jahat menjegal kompetitor untuk bisa maju sebagai pesaing di pilkada merangin.
Tindakan tersebut juga dapat mencederai harapan masyarakat yang menginginkan agar proses Pilkada Merangin harus memiliki lawan politik, minimal dua pasangan calon.
Jika di Pilkada Merangin terjadi melawan kotak kosong aatau calon boneka, maka akan mengkerdilkan pikiran rakyat, menyebabkan turunnya partisipasi masyarakat untuk memilih. ``Partai politik harus bertanggung jawab atas kemuduran demokrai tersebut``. kata taufik.
Taufik, Menambahkan, manusia merupakan makhluk yang bermartabat, sehingga tidak patut atau pantas jika berhadapan dengan suatu benda mati, dalam hal ini kotak kosong atau calon boneka.
Melawan kotak kosong atau calon boneka, itu membuat calon yang akan maju menjadi tidak bermartabat. Artinya calon tersebut sederajat dengan kota kosong atau boneka ``Jangan sampai Bakal Calon Bupati Merangin itu menjadi tidak bermartabat atau seperti boneka katanya.
Tentunya ini akan menjadi catatan bagi kita masyarakat Tabir Raya khusunya, Umumnya masyarakat Merangin. Partai politik simbol dari demokrasi. Berjalan atau tidaknya demokrasi, tanggung jawab Partai Politik.
Parta politik memiliki tugas dan pungsinya untuk melakukan pengkaderan dan pendidikan politik kepada masyarakat jika terdapat kotak kosong tau calon boneka, maka pungsi itu dipastikan tidak berjalan dengan baik atau GAGAL.
"Saya sebagai tokoh Pemuda Tabir Raya menentang calon tunggal atau calon boneka di pilkada Merangin. Siapapun Bakal calon Bupati adalah putra terbaik Merangin, Mereka punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. pada prosesnya, jangan sampai orang-orang yang terbaik ini menjadi kurang bermartabat karena melawan kotak kosong,” katanya.
Pihaknya berharap agar pemilu kada ke depan bisa dilaksanakan secara elegan sehingga menjadi pendidikan politik kepada masyarakat Merangin semakin memahami politik.
"Jika kualitas demokrasi meningkat maka akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Kemudian jangan sampai ada Pilkada Merangin memiliki calon tunggal atau calon boneka," katanya.
Sebenarnya semakin banyak calon itu berarti demokrasi kita semakin baik, masyarakat bisa memilih pemimpin yang terbaik. Seandainya itu di desain dengan sedemikian rupa, sehingga membuat lawan politik tidak mendapat tiket maju sebagai calon bupati, itu termasuk kejahatan demokrasi atau boleh diduga sebuah kecurangan terorganisir, sismtimatis di tutupi dengan kemunapikan, membuat demokrasi di sandra oleh aktor politik, sehingga masyarakat di pakskan.
Kita bisa melihat dari tipe seorang pemimpin untuk lima tahun ke depan, seandainya dari sekarang sudah memperlihatkan persekongkolan untuk niat jahat, menjegal lawan agat tidak bisa maju sebagai kompetitor, maka dapat kita simpulkan kemampuan kepemimpinan tersebut hanya mementingkan diri sendiri.
Penuli : Mulyadi
Posting Komentar