Memulai usaha dari dapur kecil di rumahnya, pak agus fokus pada kualitas dan rasa. Dengan bantuan keluarga, ia memproduksi sekitar 20 bungkus per hari dan menjualnya di pasar lokal atau pun distributor. Namun, berkat kegigihannya, produk ini mulai dikenal luas, dan permintaan pun meningkat pesat.
Selain fokus pada produk, Agus juga menambahkan bahwa memberdayakan masyarakat sekitar. Mereka tidak hanya mendapatkan penghasilan tambahan, tetapi juga pelatihan seputar produksi dan manajemen usaha kecil.
“Kami ingin usaha ini memberikan manfaat yang lebih luas, terutama bagi masyarakat sekitar,” tambahnya.
Selain menghadirkan varian rasa, ia juga memastikan kemasan produk dirancang modern dan menarik sehingga mudah dikenali di rak toko.
“Kami juga memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce untuk memperluas pasar. Teknologi membantu kami menjangkau pembeli dari berbagai daerah, termasuk luar Jawa,” bebernya.
Dengan omzet yang terus meningkat, Agus berharap Keripik Slondok Si Raja Ubi dapat terus berkembang tanpa melupakan nilai-nilai tradisional. Ia juga berencana memperluas jangkauan pasar, bekerja sama dengan lebih banyak petani lokal, dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
“Ke depan, saya ingin usaha ini tidak hanya dikenal sebagai produk lokal, tetapi juga membawa nama baik Indonesia di kancah internasional,” harapnya.
Keripik Slondok Si Raja Ubi adalah bukti nyata bahwa makanan tradisional bisa tetap relevan di era modern. Dengan inovasi, dedikasi, dan semangat melestarikan budaya, UMKM ini telah membawa dampak besar bagi masyarakat sekaligus mengangkat nama makanan tradisional di kancah nasional dan internasional.
Posting Komentar untuk "Keripik Slondok, UMKM Go Digital Manfaatkan Platform Online Untuk Perluas Pasar"