Nyali Pemimpin Indonesia Yang Belum Pernah Terlahir Kembali

Indometro.id -

  Piye enak jamanku to...Ini terlepas dari gaya kepemimpinannya yg kontroversial, dengan kontroversi kediktatorannya, tirani dan dwifungsi ABRI-nya, tetap harus kita diakui bahwa hingga saat ini belum pernah ada Perwira Tinggi TNI setelah Jenderal Sudirman yang memiliki nyali seperti Mayor Jenderal TNI-AD Soeharto.

Fakta sejarah dan tidak bisa dibantah. Soekarno ketika itu jauh lebih power full dari pada Presiden Indonesia manapun pasca Soeharto lengser. Soekarno ketika itu telah menjadi kultus individu. Gelarnya tegas, PJM. (Paduka Jang Mulia) Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Perdana Menteri/Mandataris MPRS/Pemimpin Besar Revolusi.
Demokrasinya disebut dengan “Demokrasi Terpimpin”, demokrasi tanpa pemilu, Presiden Seumur Hidup, bukan kaleng-kaleng arogansi kekuasaanya.

BUTUH BANTUAN HUKUM ?

Kalau dibanding dengan Jokowi, Soekarno ibarat Tugu Monas dan Jokowi tutup limun yang jatuh dari botol salah satu gerobak pedagang kaki lima dipinggir Monas.

Lihat, bagaimana nyali Mayor Jenderal TNI-AD Soeharto ketika ditengah situasi yang mengancam kedaulatan Pancasila, NKRI dan UUD 1945 ?

Soeharto dengan keberanian yang luar biasa mengambil satu keputusan yang penuh dengan resiko. Dengan tetap berlandaskan koridor konstitusional, Mayjen Soeharto, yang ketika itu hanya Perwira TinggiTNI-AD Bintang Dua, dengan perhitungan yg seksama dan dalam tempo yg sesingkat-singkatnya mengambil alih kekuasaan dari tangan Presiden Soekarno. Akibatnya ketika
Mayjen Soeharto dianggap melakukan Kudeta terhadap kepemimpinan nasional Presiden Soekarno dengan resiko jika keputusannya salah, Mayjen Soeharto dapat dihukum tembak mati ditempat.

Padahal saat itu, dalam jajaran TNI masih ada struktur jabatan beberapa tingkatan lebih tinggi dari jabatan Mayjen Soeharto sebagai Pangkostrad. Ada jabatan Kepala Staf  Angkatan dan Jenderal AH. Nasution sendiri yang ketika itu menjabat sebagai Kepala Staf ABRI, komandan Mayjen Soeharto. Namun bagi Mayjen Soeharto momentum saat itu bagaikan telur diujung tanduk, terlambat sedikit saja, NKRI akan berada dibawah Republik Komunis Tiongkok (RRT).

Bukan kaleng - kaleng, Nyali Mayjen Soeharto bukan soal adanya saluran konstitusional atau tidak. Dari jaman Ken Arok, apa sih soal inkonstitusional yg tidak bisa dijadikan konstitusional…?
Di era mileneal, anak dibawah umur yg inkonstitusional alias ilegal untuk ikut Pilpres saja bisa kok konstitusinya dijungkir balikkan dan dijadikan konstitusional. Jadi bicara soal nyali Mayjen Soeharto bukan urusan konstitusi, tapi tentang KEBERANIAN & PATRIOTISME seorang Prajurit Tentara Nasional Indonesia yang terpanggil Jiwa serta Raganya untuk bangsa dan negara Indonesia Raya ketika terancam kedaulatannya.

Bahkan banyak yang menuduh Soeharto melakukan perebutan kekuasaan dari tangan Soekarno. Apakah Mayjen Soeharto membenci Presiden Soekarno…? TIDAK.
Mayjen Soeharto sangat menghormati dan sangat mengagumi Presiden Soekarno, baik selaku komandannya sebagai Panglima Besar ABRI maupun sebagai Pahlawan Proklamasi.
Sejarah mencatat bagaimana Soeharto tetap menjaga marwah, kehormatan dan martabat mantan Presiden Soekarno, namun kedaulatan bangsa dan negara adalah diatas segalanya.
Ketika keselamatan dan kedaulatan negara yang dipertaruhkan, maka segala ego dan kepentingan pribadi harus dikesampingkan.

Keberanian dan  patriotisme Soeharto itu belum pernah ditemukan kembali dibalik Panji Sapta Marga Prajurit TNI kita, sampai dengan saat ini. Dan dengan segala kebesaran jiwa, siapapun harus mengakui hal ini.

Sampai saat ini banyak generasi muda penerus bangsa hari ini bangga dengan keberanian Mayjen Soeharto dan berharap bangsa ini tak pernah kehilangan para patriot bangsa gagah berani, yang rela berkorban jiwa dan raganya bagi kedaulatan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menerima segala amal kebaikan dan mengampuni segala dosa dan kesalahan Almarhum Jenderal M. Soeharto. (Lira official)




Posting Komentar untuk "Nyali Pemimpin Indonesia Yang Belum Pernah Terlahir Kembali"